Nuzla Furqiani

English Teacher @SMAN 1 Sitiung,Kab. Dharmasraya,Sumbar...

Selengkapnya
Navigasi Web

Petaka

Penulis adalah alumni MWC XVI Dharmasraya

Aku tidak ingat Restu,teman akrabku dari SD sampai sudah menikah sekarang. Akupun tak ingat Rani,teman sekaligus asisten kepercayaanku. Tapi Rosyid,dia aku ingat. Rosyid tinggal dibelakang rumahku. Ya,kami tetangga yang jarak rumah kami hanya dibatasi sebuah kolam ikan seukuran luas rumah tipe 36.

Rosyid dan aku selalu bermain bersama sejak kecil. Kami bermain tanpa kenal lelah dari pagi sampai azan maghrib. Permainan yang aku sukai adalah ketika kami berperan sebagai ibu dan ayah, dan adik bungauku sebagai anaknya. Suatu ketika kami bermain dengan tema yang berbeda karena ada tambahan pemain yaitu Riko, tetangga kami juga. Aku ingat, ketika itu aku cemberut, ngambek dan berlari pulang karena harga diriku yang terluka karena Rosyid lebih memilih ide permainan Riko daripada ideku yang biasa kami mainkan.

Petaka Pertama.

Hubungan pertemanan kami masih berlanjut dengan atau tanpa Riko. Aku dan Rosyid kembali akur dan bermain bersama lagi sesuai skenario yang saya atur. Dia kembali menjemputku ketika akan berangkat sekolah TK,bermain bersama, dan pulang bersama. Pernah guruku, buk Suarni, sampai bertandang malam kerumah anak murid lain hanya untuk menukarkan baju adat Bodo Sulawesi untukku supaya bisa berpasangan dengan Rosyid saat karnaval. Sayangnya, temanku itu tidak mau menukar baju adat daerahnya, dan akupun terpaksa berpasangan dengan teman lain yang sama- sama memakai baju adat Sulawesi itu.

Petaka kedua.

Bulan berganti, dan tanpa terasa kami sudah tamat TK dan menjadi murid SD. Ritual kami masih seperti dulu, pergi sekolah bersama, bermain bersama, pulang bersama dan bermain lagi sampai azan magrib. Semua berjalan normal sampai suatu hari terjadilah petaka dalam pertemanan kami.

Rosyid memanggilku ke bangunan belakang sekolah, dan mengatakan bahwa kami tidak lagi bisa berteman sebagaimana waktu TK dulu. Aku masih ingat kata-katanya dengan jelas dalam kepalaku sendiri.

“Ry, SD tuh jauh beda dengan TK. Kalau anak SD yang laki-laki berteman dengan anak laki-laki juga. Kalau Ry perempuan, mainnya sama anak perempuan juga.”. Aku patah hati untuk pertama kalinya.

Petaka ketiga.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post