Buah Simalakama

Sudah lewat satu tahun pembelajaran terkendala oleh covid 19, terpaksa pembelajaran dilaksanakan dengan daring. Banyak kendala yang dihadapi.

Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) merupakan hal baru, berbagai metode dicoba terapkan, mulai dari penggunaan zoom meting, meet meeting, washapp, google from, google class dan masih banyak yang lain, bagi guru ini hal baru apa lagi buat anak-anak, guru murity saling merabah, saling mencoba.

Tiba-tiba kita dihadapkan oleh tahap akhir proses pembelajaran yaitu ujian akhir sekolah, dengan dihapusnya ujian nasional maka ditempuh cara lain untuk mengukur tingkat kelulusan siswa.

Bagaimanapun siswa harus memiliki ukuran untuk dinyatakan layak lulus, layak menerima ijazah. Ditempuhlah ujian sekolah untuk mencapai syarat kelulusan siswa.

Sesuatu yang rumit dan mulai penuh stategi diatur agar bisa menerapkan ujian ini. Bagai buah simala kama, untuk melaksanakan ujian sekolah, siswa datang kesekolah harus dengan prokes yang ketat, itupun sudah mengantongi ijin dari orang tua.

Belum lagi muncul masalah lain jika dilaksanakan dirumah, sifat falit atau kejujuran siswa dalam mengerjakan soal tidak bisa dijamin.

Jika dilaksanakan disekolah, muncul masalah pengawasan pada siswa, bisakah protokol kesehatan benar-benar disaksanakan ? Bagaimana jika ada siswa yang terindikasi covid tapi tak bergejala dan bisa menularlak pada banyak orang. Belum lagi masalah transportasi dan sebagainya.

Semua yang terlibat betul-betul merasakan buah simalakama, tapi semua proses harus dilaksanakan, doa menjadi senjata dan tekat keyakinan harus dicoba, semoga semua berjalan baik. Amiin