Mengukir Asa

(Bagian 2)

Senyum tulus mengembang dari bibir Bu Atun, alhamdullilah ada saja jalan, serta orang baik yang dikirim Allah, menjawab tiap doanya. Betul sekali nasehat yang disampaikan ustad Wahit , cukuplah kita berusaha, berdoa, mohon jalan keluar dan pertolongan Allah dari tiap masalah yang kita hadapi, menyelesaikannya biarlah jadi urusan Allah.

Sebaik-baik penyelesai masalah adalah Allah, kita hanya diminta sabar, tawakal dan sholat berarti berdoa untuk mencari jalan keluarnya.

Kalimat-kalimat itu diingat baik-baik oleh Atun, menjadi nasehat dan motivasi dirinya dalam menghadapi hidup ini.

Kemarin saat ia kebinggungan kemana mencari uang untuk SPP putrinya, ia berjumpa dengan Bu Adi dijalan, meminta Atun kerumahnnya nanti sore.

Tak sabar menunggu sore, selesai dari mengantar gorengan ke warung Atun langsung mampir kerumah bu Adi.

Bu Adi bertanya soal Putri dan sekolahnya, ternyata yayasan sosial yang Bu Adi pimpin sedang mencari anak-anak tak mampu dilingkungan mereka untuk dibiayai sekolahnya, dengan syarat anak tersebut aktif di masjit atau musholla disekitar rumahnnya, bisa mengaji dan termasuk siswa berprestasi disekolahnnya, alhamdullilah putri anaknya memenuhi semua kretria yang ditentukan.

Memang rejeki itu tak kemana orang bilang, berkali-kali Atun mengucapkan syukur, ia mendapatkan bantuan sekolah putrinya tanpa harus merendahkan diri dimata manusia. Allah maha baik, ucap Atun dalam hatinnya.