Perjuangan Hidup
Perjuangan Hidup
Jejak langka Ratih masih terlihat jelas, bau rumput basah tercium bersama asap kayu bakar.
Pagi buta Ratih sudah mondar mandir menyiapkan daganganya.
Dua buah termos berisi air hangat, beberapa mie gelas, kopi dan teh serta gorengan pisang, ubi, tempe, sudah tersusun rapi dikeranjang.
Tak lama dari musholla ujung gang terdengar kumandang
Azan subuh. Ratih bergegas membangunkan putranya Anwar dan Bayu untuk segera ke musholla.
Dari kamar mandi terdengar gemericik air, Ratih segera menunaikan sholat subuh, agar setelahnya bisa segera berangkat menujuh terminal dimana biasa ia mangkal untuk berjualan.
Semoga hari ini dagangannya laris manis, doa Ratih. Dari dagangan tak seberapa ini Ratih menggantungkan harapannya, agar ia bisa membiayai sekolah kedua putranya.
Perlahan langit mulai memerah, suara siuh kendaraan dan asap knalpon mulai memenuhi langit terminal. Ratih masih berjuang disana untuk hidupnya hari ini dan esok hari.
19 Mei 2021
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereeen cerpennya, Bunda. Salam literasi
Kereeen cerpennya, Bunda. Salam literasi
Terima kasih pak Dede. Salam literasi