Selamat Jalan Sahabat

Wajah itu, goresnya jelas ku ingat, saat kami bersama berjuang menapaki langka kaki dikampus.

Menyelesaikan skripsi dengan batas waktu sebentar lagi, teman yang selalu mengembangkan senyum dengan sabar. Memberiku semangat dan memujiku dikalah kurasa terpuruk.

"Aku yakin kamu bisa ta! " Ucapnya saat aku menyerah.

Kondisiku yang hamil tua, jauh suami, membesarkan putraku sendiri, sambil menyelesaikan penelitian untuk skripsiku, membuatku kadang down.

Nina selalu hadir dengan kata-kata yang menyejukkan, ach kenangan itu sudah lama sekali, kini hampir 18 tahun kami tak bertemu, tiba-tiba aku mendapatkan kabar, Nina telah dipanggil Allah, sakit kanker yang dideritanya delapan bulan belakangan ini, telah membuat Nina menyerah dengan takdir Allah. Itu cerita yang ku dengar dari wina teman satu kampus yang sekarang tinggal satu kota dengan Nina.

Gambaran kebersamaan kami bermain dipeluput mataku, ada embun kecil yang siap jatuh, Nina wanita sholeha yang selalu penuh semangat.

Allah lebih sayang padanya, hingga ia dipanggil lebih dulu.

Maafkan aku ya Ni, tak pernah mencari tahu kabarmu, tak memberimu motivasi saat kau berjuang melawan kanker, seperti dulu yang selalu kau lakukan saat aku menyerah. Selamat jalan sahabatku, wanita kuat yang selalu penuh semangat.