Nyimas Sitihartati

Nyimas sitihartati Lahir di Pagar Alam Sumatera Selatan Berprofesi Pendidik di SMPN 3 Cilacap Dua tahun terakhir telah menghasilkan 10 ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Si Kaya Yang Miskin
Tangis56

Si Kaya Yang Miskin

Si Kaya Yang Miskin

Seorang ibu bertubuh tambun menatap jalan, kepalanya memutar kanan kiri seolah mencari sesuatu.

Diujung tikungan jalan terlihat sebuah becak berjalan perlahan. Si ibu berteriak "Bang kemari ! “ teriaknya sambil satu tangan menutup kepalanya dari panasnya terik matahari.

Si abang beca mengayu cepat dengan wajah senang, alhamdullilah ada rizki bisik hatinya, ia teringat saat mau berangkat tadi istrinya mengatakan kalau mereka tak punya lagi beras.

" Bang ke Pasar Rebo ya, berapa ? " Tanyanya.

" Lima belas ribu ya bu ..? " Jawab si Abang.

"Wah, mahal sekali, sepuluh ribu ya" Ucap si Ibu menawar.

" Jangan bu, tambah ya tiga belas ribu " Pinta Bapak dengan wajah memelas.

"Ngk ah, gini aja dua belas ribu lima ratus ya. " Ucap si ibu ngotot.

"Ya, sudahlah.. Ayo bu " Ucap Si Bapak, alhamdullilah dengan uang segitu, setidaknya ia bisa membeli setengah kilogram beras dan dua butir telur serta kerupuk untuk makan hari ini.

Abang becak mulai mengayuh becaknya, jarak yang cukup jauh, apa lagi diudara yang terik seperti ini.

Sudah lima belas menit perjalanan, penumpang bertanya banyak hal kepada Abang becak .

"Pak rumahnya dimana ? " Tanya si ibu.

"Di jl. Ismoyo bu "

"Oh dekat puskesmas ya ? " Tanya si Ibu, sambil terus bertanya, berapa putra yang dimiliki serta berapa penghasilan Bapak tukang becak, seperti petugas sensus, pertanyaan terus mengalir dari mulut si Ibu.

Dengan sabar Abang Becak melayani menjawab satu persatu pertanyaan yang diajukan.

Ia teringat pada ke tiga anaknya, Yono yang saat ini duduk di SMK, Adi duduk di SMP serta si bungsu Wati di SD. Besarnya biaya yang harus ditanggung membuat Pak Waluyo bekerja tak kenal waktu, itupun belum bisa mencukupi hidup mereka, jangankan untuk sekolah untuk makan sehari-hari saja sulit.

Apa lagi kondisi saat ini, bisa membawa uang tiga puluh ribu itu sudah sangat bersyukur, sering ia tak mendapatkan penumpang sama sekali.

"Stop didepan ya pak " Ucap penumpang mengetok atap becak, membuat Pak Waluyo menarik tuas remnya agar becak bisa segera berhenti menepi.

"Nih pa uanganya " Ucap si Ibu menyodorkan uang lima belas ribu.

"Sebentar bu saya tukar dulu ya, karena saya baru keluar belum ada penumpang dari tadi" Ucap pak Waluyo sambil akan berjalan menuju penjual minuman.

"Aduh jangan lama, panas nih pak " Jawab si Ibu mendesak.

"Maaf bu, ya sudah kalau begitu bu" Ucap pak Waluyo mengembalikan uang lima ribuan dan mengambil uang sepuluh ribu, disambut si ibu menerima uang dan berlalu begitu saja tanpa satu katapun.

Ada kesedihan bergayut diwajah pak Waluyo, gagal keinginanya membelikan lauk untuk makan keluarganya hari ini.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post