ODING

Perjalanan hidup ini bagaikan mengendarai kendaraan di tengah keramaian jika terlalu santai pasti akan tertinggal, jika terlalu cepat tapi sembrono resiko kecel...

Selengkapnya
Navigasi Web

NAIK PANGKAT

Malam semakin larut jam dinding sudah menunjukan pukul 22.00 WIB, Gemerecik air hujan yang menimpa genting rumah membuat istirahatku terganggu maklumlah genting rumahku terbuat dari bahan alumunium tipis jadi kalau turun hujan suara air hujan yang menimpa genting terdengar keras sekali, di luar rumah cuaca sangat buruk, petir berkali-kali menyambar dan kilatan cahayanya bagaikan cambuk dewa thor yang siap melalap apa saja yang menghalanginya, air hujan di sekeliling rumah sudah semakin tinggi pertanda rumahku akan kebanjiran, oh ya rumahku berada di dekat tebing, jadi posisinya di belakang rumahku terdapat tebing tinggi hampir setengah dari tinggi rumahku dan jarak dari dinding rumah ke tebing itu hanya satu meter, kondisi ini rawan sekali longsor jadi kalau hujan tiba aku selalu gelisah takut tebing itu longsor dan mengubur rumahku, pernah satu minggu yang lalu ketika pertama kali hujan tebing itu longsor untunglah hanya sedikit tanah yang jatuh dan tidak mengakibatkan masalah yang berarti. Malam ini pun aku tidak bisa istirahat dengan tenang takut kejadian longsor itu terulang kembali.

Aku beranjak dari tempat tidur dan segera bergegas ke belakang rumah untuk melihat dan memastikan keadaan di sekeliling rumahku. Alhamdulilah apa yang ku khawatirkan tidak terjadi, tebing itu masih utuh masih berdiri dengan kokoh. Aku sedikit lega, dalam hati aku berdo’a ya allah selamatkanlah aku dan keluargaku dari segala mara bahaya, amiiin .

“Paaak ada telepon,” istriku memanggil dari dalam rumah..

“Angkat dong, bapak lagi di belakang, “ aku menyahut, lalu aku segera menghampirinya. “ Telepon dari siapa mah?” kataku.

“Tidak tahu pak, nomor baru tadi pas mau diangkat keburu mati.” Kata Istriku.

“Ya sudah tidak apa-apa nanti juga telpon lagi.” Aku menimpali singkat.

Tidak berapa lama HP ku bunyi kembali segera ku angkat, “Assalamu alaikum,” terdengar suara mengucapkan salam, “Waalaikum salam, maaf dengan siapa ini?” kataku.

“Ini dengan Ruli , mohon maaf mengganggu malam-malam, oh ya pak Oding, informasi terakhir yang saya terima, berkas kenaikan pangkat pak Oding yang kemarin diajukan itu TMS,” ( tidak memenuhi syarat ) beliau menjelaskan.

Bagai disambar petir, sekujur tubuhku panas aliran darahku mendadak terhenti dan aku berdiri mematung. Setengah tidak percaya aku bertanya dengan nada kesal bercampur kecewa “ Lho ko bisa!. memangnya kenapa, bukankah kemarin pada saat diperiksa oleh tim penilai angka kredit, berkas kenaikan pangkat saya tidak ada masalah ?” aduuh kalau penyebabnya saya kurang tahu pak, oke lah pak nanti saya akan cari tahu kenapa berkas pak Oding sampai ditolak dan dinyatakan tidak memenuhi syarat.”

Ya terima kasih pak atas informasinya, aku menjawab sekenanya. ya sama-sama, lalu kemudian hp ku dimatikan.

Kulihat jam dindingku menunjukan pukul 5.00 . aku segera mandi dan ambil air wudhu untuk menunaikan ibadah shalat subuh, seselai shalat aku berdoa “ya Allah semoga saja informasi yang aku terima itu keliru aku berharap pa ruli memberikan informasi yang salah dan berkas kenaikan pangkat ku sebenarnya lengkap dan tidak bermasalah.”

Siang harinya aku pergi ke Dinas Pendidikan Kabupaten kebetulan hari itu ada sosialisasi perihal dana bos, dan kebetulan pula saat ini aku dipercaya menjadi Bendahara Bos di sekolahku, semula aku menolak saat pak kepala Sekolah memintaku agar menjadi bendahara bos, karena sebenarnya aku ini guru, bukan pegawai Tata Usaha, jadi aku pikir sangat tidak cocok jika aku menjadi bendahara bos, aku yakin akan banyak pekerjaan yang terbengkalai namun karena ada aturan bahwa bendahara bos itu sekarang harus PNS, dan di sekolahku PNS nya hanya ada dua orang tiga sama pak kepala sekolah, maka terpaksa aku terima tugas itu, istilahnya tidak ada rotan, akar pun jadi.

Di Dinas Pendidkan dan Kebudayaan Kabupaten aku bertemu dengan kepala sekolah, setelah bersalaman dan basa-basi sebentar aku langsung tanyakan kenapa berkas kenaikan pangkat ku tidak memenuhi syarat kebetulan beliau termasuk tim penilai angka kredit PNS yang akan naik pangkat.

“Yang bener pa oding, ko saya baru tahu, informasi dari siapa itu?” beliau juga kaget mendengar informasi tadi.

“Benar pak, tadi malam pak Ruli menghubungi saya dan beliau mengatakan bahwa berkas kenaikan pangkat saya TMS,” jawabku.

“Oke coba akan saya tanya ke pak Ruli, oh ya pak Ruli dimana ya perasaan tadi ada di sini, ko sekarang tidak ada?” sebentar pak Oding saya akan telepon pak Ruli dulu,” pak Kepala kemudian menelepon Pak Ruli

“Pak Oding pak Rulinya lagi ke kantor Pajak dulu, nanti saya kabarin setelah ada informasi dari pak Ruli.” Pak kepala kemudian bergegas ke ruangan lagi karena acara akan segera dimulai.

Selesai acara, pak Kepala mengajakku untuk makan di rumah makan padang, karena panitia rapat tidak menyediakan makan siang tapi hanya memberikan snack saja, gayung bersambut aku segera mengiyakan karena sebenarnya perutku sudah minta diisi,

“Ayo ceng kita ke rumah makan dulu, pak kepala mengajak kita untuk makan siang” aku mengajak pak Aceng teman sekantorku yang kelihatannya sudah tidak kuat juga menahan lapar.

Hari sabtu tanggal 14 Oktober 2017 aku dipanggil oleh pak kepala sekolah, dalam hati aku sudah yakin pak kepala akan memberikan informasi terkait kenaikan pangkat aku.

“Pak oding, ternyata nilai pak oding kurang, kemarin pak oding salah menghitung angka kredit harusnya naik pangkat dari golongan III/c ke III/d angka kreditnya 300 sementara angka kredit pak oding hanya 292 jadi pak oding harus menambah 8 angka kredit lagi untuk sampai 300 jadi terpaksa pak oding harus ikut pemberkasan lagi untuk periode April 2017.” beliau menjelaskan panjang lebar,

“ Iya pak terima kasih, informasinya,” sahutku singkat.

Sebenarnya aku sangat kecewa, karena dengan gagalnya pemberkasan kenaikan pangkat kali ini, berarti aku ketinggalan satu periode oleh teman-teman yang satu angkatan denganku, itu artinya posisiku di kantor akan berada satu tingkat di bawah teman sekantorku. Tapi dari kejadian ini aku mendapatkan pengalaman yang sangat berharga, bahwa ketika kita mengejar sesuatu sebaiknya fokuslah pada satu hal itu, tenaga dan pikiran harusnya dicurahkan sepenuhya kepada hal yang sedang dikejar tadi, dan tidak boleh percaya 100% pada siapapun karena sebenarnya manusia itu memiliki keterbatasan. dan karena kejadian ini pula aku semakin yakin bahwa ini adalah bagian dari rencana allah untuk menambah keimanan dan ketaqwaan serta kesabaranku,…amiiin.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

terima kasih bu telah mampir....

16 Oct
Balas

Mantap amanatnya

15 Oct
Balas



search

New Post