Ogud Fevi

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Iwan DIBALIK Perjuangan dan Konsistensi HP2B (Himpunan Pedagang Pasar Baru Bandung)
Prinsip Hidup “Kalau Lapar Saya yang Pertama, Jika Kenyang Saya lah Yang terakhir”

Iwan DIBALIK Perjuangan dan Konsistensi HP2B (Himpunan Pedagang Pasar Baru Bandung)

SOSOK DIBALIK Perjuangan dan Konsistensi HP2B (Himpunan Pedagang Pasar Baru Bandung)

Mengenal Iwan Suhermawan atau yang akrab di sapa Iwan Pasar Baru , merupakan salah satu tokoh masyarakat yang memiliki Prinsip Hidup “Kalau Lapar Saya yang Pertama, Jika Kenyang Saya lah Yang terakhir” Iwan Suhermawan merupakan putra sulung dari empat bersaudara buah cinta kasih dari pasangan Endar Suhendar – Hj. Acah Dartika, yang dilahirkan di Bandung (24/7/1972 ). Pendidikan dasarnya di selesaikan di SD Sending Pasirkaliki. Perjalanan, hidup Iwan kecil sangatlah penuh dinamika. Iwan lahir dari didikan keluarga brokenhome (pisah cerai) ayah dan ibunya. Perpisahan yang memaksa Iwan harus dititipkan pada nenek miskin, penjual sayuran diemperan pasar baru. Nenek ini pula, yang memberikan pelajaran kerasnya hidup dipasar dan perlunya keteguhan memegang prinsip hidup. Kehidupan pasar, pula yang menempa Iwan kecil, untuk hidup mandiri. Bahkan, dari usia 6 tahun Iwan telah harus tinggal dan hidup di lingkungan pasar. Memasuki, usia 7 tahun, untuk menambah bekal sekolahnya, Iwan telah jadi kuli panggul. Sehingga, memasuki usia SMP sampai STM, Iwan sudah akrab dengan kerasnya kehidupan pasar. Setelah selesai mengenyam pendidikan STM, Iwan sempat bekerja di salah satu perusahaan Manufaktur. Tapi tidak berlangsung lama, karena dipecat akibat dia membela temannya yang kena PHK tanpa pesangon. Keluarnya, Iwan dari salah satu perusahaan multinasional, membawanya kembali ke kehidupan pasar. Iwan, merintis usaha dagang terigu dan tekstil (1996). Puncak kemajuan usaha dagang Iwan, terjadi pada tahun 1997—1998, tapi karena krisis multidimensional, usaha Iwan juga meredup karena ketidakfokusannya mengurus usaha. Darah aktivisnya, lebih membuatnya terpanggil untuk turun kejalan—demonstrasi bersama elemen masyarakat lain, baik sebagai donatur atau aktor. Dan, berkat perjuangan reformasi itulah, kita kini memiliki kebebasan berorganisasi, menyatakan pendapat, menulis. Sayang, prilaku kebebasan ini, dimaknai kekotoran alam bawah sadar oleh sebagian oknum yang ingin memuaskan syahwat kekuasaan, usaha, dengan menebarkan aneka produk kebencian, tebar fitnah, dan lainnya. Berbahagialah yang masih memiliki rasionalitas dan objektifitas berpikir, sebab “ jika semua diawali dengan kebencian rasionalitas dan objektifitas biasanya ikut hilang”. Keaktivisan Iwan, tidak dapat dilepaskan dari tempaan sang guru organisasinya, Muhtar Budiana (mantan Ketua PDI-(Alm)) dan aktivis marhaen Lummy Darmawan (Alm), yang diera rezim otoriter Soeharto masih menancapkan taringnya. Muchtar Budiana inilah yang menempa Iwan sebagai aktivis dan organisatoris penuh idealisme. Karir organisasinya, dimulai dari jadi kader Partai Demokrasi Indonesia (satu dari korban peristiwa 27 Juli). Kala, kantor PDI diserang rejim otoriter Soeharto, karena tak menghendaki Megawati diangkat sebagai Ketua Umum. Perjalanan, karir organisasi Iwan Suhermawan, makin cemerlang baik sebagai aktivis maupun sebagai pembela kaum tak mampu. Diantara, organisasi yang pernah dimasuki Iwan Suhermawan, adalah Gerakan Mahasiswa 98, Pemuda Demokrat (Dewan Pembina), KNPI Kota Bandung (Sekretaris), Garda Pemuda NasDem (Ketua DPD Kota Bandung), Gurka (Dewan Pembina). Dan, sebagai orang pasar, Iwan mendirikan Himpunan Pedagang Pasar Baru (HP2B—Ketua Umum), Himpunan Pedagang Pasar Tradisional dan Kaki Lima (HP2TKL) Jawa Barat (Deklarator—Ketua Umum), Asosiasi Pekerja dan Pedagang Kaki Lima (APPKL) Kota Bandung (Deklarasi—Ketua Umum), dan kini Pengurus Kadin Provinsi Jabar Divisi Kompartemen Bidang Pasar Tradisional dan Kaki Lima. Hal yang sangat menarik ybs juga sebagai Ketua Umum BOAS Bobotoh Aswaja dan aktif sebagai nara sumber di media2 nasional (TV One, Trans 7 TVRI PRFM dan lokal menyuarakan aspirasi masyarakat. Dan, perjuangannya tentu sangat tidak berarti bila tanpa, komitmen semua pihak - masyarakat untuk Terus berjuang. Agar, manfaatnya tidak hanya dirasakan oleh PKL (Kebonjati, Dr. Rajiman, Ciroyom, Andir, Sudirman, Jamika, Malabar, Buah Batu, Sukajadi, dan Pedagang Pasar Baru, saja tapi rakyat kota Bandung). Demikian gambaran profile dengan sosok IWAN SUHEMAWAN—Iwan Pasar Baru*Ogud Fevi 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post