Antara Pelatihan dan Sang Buah Hati (#Tantangan Menulis Hari ke-1)
Mendapatkan tugas dari LPMP DKI Jakarta mengikuti Pelatihan Editor Media Guru adalah suatu kesempatan besar bagiku. Meski sempat terbersit rasa ragu mengingat acara ini berlangsung Sabtu dan Minggu, biasanya aku selalu menghindari kegiatan kantor di akhir minggu karena inilah kesempatanku bersama anak-anak setelah seminggu bekerja. Akhirnya setelah meminta pertimbangan suami dan membujuk asisten rumah tangga untuk lembur, dengan mantap kuikuti pelatihan ini.
Datang tepat waktu jam 08.00 kulihat acara belum dimulai, setelah beberapa menit menunggu akhirnya jam 08.25 acara pun dimulai. Materi pelatihan tentang Plagiarisme, Penggunaan KKBI dan PUEBI serta praktek menyunting disajikan para narasumber dengan jelas dan menarik.
Waktu telah menunjukkan pukul 15.00, namun materi yang disampaikan narasumber belum juga usai, rasa gelisah mulai menghantuiku, sebentar-sebentar kulihat jam tanganku teringat akan janjiku pada asisten rumah tangga akan pulang tepat jam 16.00 karena ada acara pengajian di rumahnya. Meski sebenarnya aku masih tertarik pada materi yang diajarkan karena terkait dengan praktek langsung cara menyunting naskah, dengan berat hati terpaksa aku pamit pada panitia untuk ijin pulang lebih dahulu.
Bergegas aku menuju Stasiun Duren Kalibata, beruntung setibanya di sana kereta langsung datang. Tiga puluh menit kemudian kereta tiba di Stasiun Depok disambut dengan hujan deras. Dengan payung kutembus hujan menuju jalan raya seraya memesan ojek online. Tak peduli dengan hujan yang masih turun, yang ada dalam pikiranku adalah bagaimana bisa sampai di rumah secepatnya.
Setibanya di rumah, sang asisten langsung berpamitan dengan sedikit terburu-buru. Seperti biasa, setiap aku datang semua anak-anakku pasti menyambutku dengan ceria, namun tak tampak si sulung berlari menyambutku, kulihat ia terbaring lemah di ruang tengah. Kuraba dahinya, sedikit hangat, kuambil termometer dan ukur suhu badannya. Alhamdulillah, masih dalam batas normal, tetapi napasnya terlihat sesak. Mungkin sakit asmanya kambuh setelah kemarin kehujanan saat pulang sekolah.
Biasanya bila penyakit asmanya kambuh cukup diuap dengan nebulizer, namun sayang, baru kusadari ternyata alat uap tersebut rusak saat perjalanan mudik akhr tahun kemarin. Duuuh…pusing kepalaku, kenapa ini terjadi saat suamiku sedang pergi ke luar kota. Sendirian mengurus tiga anak, si sulung sakit, si bungsu merengek karena sudah mengantuk, si tengah mengajak bermain…. Apa yang harus kulakukan..??
Kucoba untuk berpikir tenang. Napas Abang Evan semakin sesak hingga ia menangis terisak tertahan. Segera kutelepon adikku untuk membantu mengantar ke rumah sakit. Setibanya di rumah sakit langsung menuju UGD, Alhamdulillah dengan penanganan yang cepat dari pihak rumah sakit si abang langsung diuap, tak lama kemudian napasnya berangsur normal. Kami pun pulang ke rumah dengan perasaan lega. Sekarang tinggal aku berpikir bagaimana cara menyelesaikan PR swasunting, sementara bocah-bocah kecil itu pasti akan merajuk mengajak bermain bila melihat bundanya membuka laptop. Aah…malam minggu ini serasa malam yang amat panjang….
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar