Drs.Sunindio

Saya guru biologi di SMA Negeri 2 Tanjungpandan Belitung. Sejak CPNS sampai sekarang Alhamdulillah tidak pernah pindah.Hobi saya ngedit foto dan bikin video ser...

Selengkapnya
Navigasi Web

Cinta yang Kandas

Hari ke-1943 tanpa jeda

Cinta yang Kandas

Bagian 2

Begitu ada guru honor baru, Lia. Yang mengajar di sekolah tempat dia berdinas, Bahri mulai bersemangat, karena saat pandangan pertama dengan Lia, dia sudah jatuh hati dengan guru honor baru itu dan nampaknya Lia juga menyukainya.

Sebagai guru baru dan masih sangat muda, karena baru saja menyelesaikan S1 di tempat dia kuliah dan belum sampai satu bulan diwisuda, Lia sangat baik dengan semua guru ditempat dia honor. Lia juga enak diajak ngobrol, selain ramah, wawasannya luas, dia berkata selalu lemah lembut dan menyejukkan lawan bicaranya. Karena itu Bahri merasa Lia menyukainya.

Karena sering bertemu dan duduk berdekatan di ruang guru, mereka menjadi sering ngobrol dan menjadi dekat. Kedekatan itu semakin menjadi lebih dekat lagi, karena Bahri sering membayari makan siang Lia. Untuk membalas kebaikan Bahri, Lia sering membantu Bahri mengerjakan isian PMM, karena Bahri kurang menguasai ilmu IT, sedangkan Lia sangat menguasai IT, sebab dirinya lulusan sistem informasi.

Akibatnya antara Bahri dan Lia menjadi sangat dekat hubungannya. Banyak rekan-rekan sekantornya menduga mereka sudah berstatus pacaran. Padahal keduanya hanya berteman dekat, sebab Bahri belum berani menyatakan cintanya ke guru honor baru tersebut. Sedangkan Lia sendiri sudah punya pacar, yang beberapa bulan lagi akan menikah dengan pacarnya itu, namun Bahri tidak tahu tentang hal itu.

Seperti kebiasaan Bahri di hari-hari sebelumnya. Siang itu, pada saat jam istirahat sekolah, Bahri mengajak Lia makan di kafe. Namun bedanya kali ini bukan makan di kafe dekat sekolah atau kantin yang berada di sekolah mereka, melainkan di kafe yang agak jauh dari sekolah tempat mereka mengajar. Di tengah perjalanan, di jok belakang motor Bahri, Lia bertanya ke Bahri.

“Pak mengapa kita harus pergi makan ke kafe yang jauh dari sekolah?”

“Tidak apa-apa, sesekali boleh dong.” jawab Bahri sambil fokus memegang stang motornya.

“Tapi takutnya kita telat ke sekolah lagi, Pak.” ucap Lia agak khawatir.

“Sudah jam istirahat kita tak ada jam mengajar kan Bu?”

“Iya sih…tapi takutnya rekan-rekan berkata yang bukan-bukan tentang kita.”

“Biarkan saja mereka mau ngomong apa, Bu.”

Bersambung

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mulai pedekate, nih... Lanjuut, Opa Sunin. Salam sukses.

10 May
Balas

Hehehe...makasih Bu atas kunjungannya. Insya Allah siap lanjut. Salam sukses

11 May



search

New Post