Hantu Penunggu Pohon Beringin
Tantangan menulis 365 hari ke-1399 tanpa jeda
Hantu Penunggu Pohon Beringin
(Bagian 3)
”Analisismu salah. Tangis bayi itu menandakan di atas pohon beringin itu ada hantu.”
”Udah To jangan menakut-menakuti aku.”
”Aku tidak menakutimu, aku juga sekarang sedang takut. Bulu kudukku sudah mulai merinding. Apa yang kukatakan itu benar adanya.”
”Kau tahu dari siapa, kalau ada tangisan bayi, ada hantu?”
”Cerita dari orang-orang tua di desa kita. Kakekku sendiri pernah bercerita tentang hal itu padaku.”
”Aku jadi takut mendengar ceritamu, bulu kudukku juga ikut merinding nih.”
Usai Herman berkata begitu, terdengar di luar tenda ada suara tawa cekikikan seperti tawa Nek Lampir di sinetron televisi yang sering kita tonton.
”Hihihi...hihihi...hihihi...hihihi...!”
Mendengar suara itu, Herman langsung memeluk Anto.
”Hei kau nafsu amat To padaku, ingat aku ini temanmu bukan pacarmu. Makanya kau cepat-cepat menikah.”
”Hush...sorry nafsu sama kamu, aku masih normal bukan homo. Aku memelukmu karena merasa takut.”
”Kau kira aku tak takut. Aku juga merasa takut. Tapi aku tak memelukmu.
Usai Anto berkata begitu, tenda mereka di guncang-guncang oleh hantu itu dari luar. Mengetahui tenda mereka mendapat gangguan dari luar, takut terjadi apa-apa dengan diri mereka, meski Anto dan Herman mengalami ketakutan yang luar biasa, akhirnya keduanya memberanikan diri untuk keluar tenda, dengan niat untuk melarikan diri.
(Bersambung)
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereeen cerpennya, Pak. Salam literasi
Makasih Pak, sukses selalu untuk Bapak
Ceritanya lucu tapi bikin takut juga haha....
Hahaha...makasih Bu atas kunjungannya. Sukses selalu untuk Ibu
Luar biasa Opa Sunin penuh inspirasi dan mencerahkan
Makasih Pak, sukses selalu untuk Bapak
Makin keren Opa
Makasih Bu, sukses selalu untuk Ibu
Astagfirullah..oh...itu hantu bangor, ..ihh...jadi ikutan merinding....lanjut Opa. Sukses
Makasih Bu atas kunjungannya. Insyaallah siap lanjut. Sukses selalu untuk Ibu
Mau lari kemana? Hehe ..lanjut,Opa Sunin. Salam sukses.
Hehehe...makasih Bu atas kunjungannya. Insyaallah siap lanjut. Sukses selalu untuk Ibu
Luar biasa cerpennya. Sukses selalu Opu
Makasih Pak, sukses selalu untuk Bapak
Apa yang terjadi selanjutnya. Kabuur. Sukses selalu Opa.
Hehehe...makasih Bu atas kunjungannya, sukses selalu untuk Ibu