Tantangan menulis 365 hari ke-1540 tanpa jeda

Kesetiaan Datang Belakangan

Bagian 4

Merasakan penderitaan itu, Sahlan menjadi sadar, baru berencana mau selingkuh saja dia mulai menderita. Apalagi sudah terjadi perselingkuhan, pasti dia mengalami penderitaan yang lebih berat lagi. Sahlan merasakan pembalasan dari Allah langsung untuk perbuatannya yang hampir berselingkuh mengkhianati istri yang begitu baik padanya.

Sejak saat itu, Sahlan berjanji di dalam dirinya untuk selalu setia dengan istrinya, karena selain istrinya mencintai dan setia padanya, istrinya juga banyak jasa dan berkorban untuk dirinya.

Dirinya diangkat menjadi ASN berkat jasa almarhum mertuanya yang memberi jalan untuk lulus, karena sang mertua salah seorang pejabat yang mempunyai pengaruh di daerah mereka.

Awal mereka menikah dengan istrinya, sang mertua mencukupi segala kekurangan mereka. Ketika kedua mertuanya sudah meninggal, warisan yang diterima sang istri, dirinyalah yang banyak menikmati, kurang apalagi istriku, pikir Sahlan.

Setelah muncul kesadaran untuk baik lagi ke istrinya, agar istrinya tak menyuruhnya tidur di garasi lagi, Sahlan berpura-pura sakit. Saat sang istri mengantar makanan untuk dirinya sarapan pagi, Sahlan pura-pura memejamkan mata dan menggigil kedinginan sambil berkata meracau, agar istrinya mengira dirinya memang benar-benar sakit.

“Mama jangan hukum Papa lagi, Papa tidak selingkuh. Di dunia ini hanya tiga wanita yang sangat Papa cintai, ibu, mama, dan Vivi putri kita.”

Bersambung