Jalan Untuk Pulang
Mereka berlima diajak ke ruang makan, pada meja yang besar dengan kursi-kursi dari kayu jati. Semua hidangan terlezat telah tertata rapi penuh diatas meja. Kelima pemuda tersebut saling melempar pandang dengan sumringah membayangkan kelezatan makanan. Akan tetapi sebuah isyarat dan gerakan tangan memberikan isyarat waspada. Bagas sadar ada yang ingin mereka sampaikan pada makanan karena Big G seorang pencinta makanan.
Big G menatap hidangan di depannya dengan takjub, semua adalah favoritenya. Kursi terbesar menjadi kursi utama, adalah posisi yang tetap bagi sang penguasa. Bagas mendapat kehormatan duduk di sebelahnya, dengan tegas Bagas menyampaikan maksud kedatangan mereka bertiga. Wajah dan sikapnya menjadi kaku dan kesal, namun ditahan. Bagas tampak juga menahan emosi sehingga tangannya mengeras dan wajahnya memerah.
Bagas menyadari posisi dirinya dan keempat temannya tidak bagus, mereka terpojok dengan lawan yang tak berimbang. Mereka dipersilahkan menyantap hidangan dengan memanggil seorang gadis kecil usia sepuluh tahun membawa piring kecil dan sendok ke meja makan. Gadis itu diminta menyicipi makanan yang terhidang untuk membuktikan hidangan itu aman. Bagas meletakkan rokoknya dengan hati-hati menyamarkan senjata.
Bersambung...
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar