Jalan Untuk Pulang
Bagas menghempaskan tubuhnya di atas kursi rotan yang sudah mulai menua, suara batuk-batuk sang ibu terdengar dari kamar. Perempuan separuh baya itu mendengar suara pintu rumah dibuka dan dari langkah kakinya adalah milik putranya. Perempuan itu mencoba memanggil nama kedua anaknya namun sepertinya Bagas telah terlelap dalam kekalutan pikirannya yang tak berujung, pemuda itu tampak memejamkan mata namun hatinya telah melalang buana.
Suara langkah yang terseret menandakan si pemilik memaksakan diri untuk dapat mencapai tujuan. Bagas menyadari ibunya telah berjuang mencapai posisinya sekarang setelah rambutnya di belai dengan penuh kasih sayang. Saat ditanya keberadaan kakak perempuannya mendadak jiwanya menjerit namun bibirnya tetap bungkam. Bagas hanya mampu menggengam kedua tangan milik ibunya yang dirasakan semakin kurus dan keriput.
Keduanya hanya dapat bicara dalam diam dengan saling berpandangan merasakan aliran kecemasan dan kebingungan. Perempuan paruh baya itu merasakan anak lelakinya tak punya jawaban akan semuanya, dia paham akan usaha seorang adik menemukan keberadaan sang kakak. Bagas mencium tangan ibunya dan mengucapkan janji akan menemukan kakaknya dalam kondisi apapun dan membawanya kembali ke rumah dan kehadapan sang ibu.
Bersambung...
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Semoga diberikan kemudahan mencari yang hilang, mantap ceritanya bund, salam sukses selalu