Jalan Untuk Pulang
Wulan mengerjakan semuanya dengan telaten, dan ikhlas dalam rumah mereka yang sangat sederhana dirinya memasak makanan dari bahan-bahan yang sederhana dan mudah di dapat. Penduduk yang tak seberapa dan rata-rata ditempati oleh lansia, wanita dan anak-anak. Laki-laki dewasa banyak memilih meninggalkan tempat tersebut ke daerah yang lebih bersih dan menjanjikan. Dahulu daerah itu adalah lokasi penambangan emas yang cukup besar.
Kota mereka menjadi pusat penghasilan atau devisa negara, dengan bahan tambang logam mulia yang berlimpah. Banyak orang berdatangan ke sana untuk mengadu nasib menjelajahi daerah yang kaya akan bahan tambang tersebut. Akan tetapi eksploitasi yang berlebihan dan kurangnya pengelolaan lingkungan menyebabkan kondisi semakin buruk dan kemuliaan tak lagi dihasilkan. Beransur-ansur semuanya ditarik dan menghilang.
Berakhirnya kejayaan menimbulkan kesedihan dan penderitaan yang akhirnya berujung pada kriminalitas. Mereka telah kehilangan rasa kekeluargaan dan persaudaraan pada sesama, awalnya hanya pada pendatang dan perlahan-lahan menuju warga setempat. Warga yang tidak tahan memilih pergi dan bertahan dengan mencari perlindungan kepada orang-orang penguasa yang juga ditimggalkan oleh ketua atau pemimpin mereka karena sakit atau melakukan tindak kejahatan.
Bersambung....
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Eh bund ternyata Jalan Pulang ada filmnya, apakah mengambil dari cerita bunda Oria ya?
tidak bapak,...berbeda alur dan tokoh kyknya...hahah