Jalan Untuk Pulang
Bagas dan teman-temannya memasuki sebuah cafe kumuh yang menjadi tempat termahal di daerah ini. Semuanya terlihat kotor di semua sisi cafe dari luar, namun saat orang-orang membuka pintu dan merasakan sentuhan dinginnya AC salah satu benda termahal yang dimiliki oleh penduduk di kawasan tersebut saat ini hanya dimiliki di sini. Hal itu yang menyebabkan tempat ini selalu rame dan buka dua puluh empat jam non stop.
Semua lapisan masyarakat diizinkan memasuki tempat tersebut asal mereka memiliki uang. Cafe itu dahulunya merupakan bangunan yang sangat mewah, dan hanya orang dari kalangan tertentu saja yang bisa menikmati fasilitas di sana. Berjalannya waktu dan gejolak yang tak berkesudahan serta rusaknya lingkungan mendorong banyak orang kaya meninggalkan kawasan itu. Kepergian mereka tak hanya membawa raga namun juga semua harta yang dimiliki.
Pemilik cafe kumuh adalah seorang warga setempat dan sudah berusia lima puluh tahun saat gejolak terjadi sehingga memutuskan untuk tetap di sana. Awal yang sangat drastis dan beberapa kali penjarahan membuat aset bangunan akhirnya menurun. Namun perlahan-lahan lelaki itu bersama istri dan putrinya perlahan membangun kembali kejayaan mereka. Dan saat ini walaupun mereka tak dapat menghentikan pengrusakan bangunan pada bagian luar namun bagian dalam tetap menunjukkan aspek kemewahannya.
Bersambung...
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Lanjjuut...