Kemuning Kemana Senyum mu?
Semua bersedih dalam kesunyian, alur dari kesepakatan masing-masing terjebak pada kenangan yang berarti. Delara yang selama ini bersama mereka, lalu harus diikhlaskan. Kenangan yang manis memang tidak sedikit. Tapi keberadaannya memberikan warna yang berarti.
Kemuning sudah tak mampu berkata-kata lagi, titik kesedihan dalam hidupnya memang saat ini dan dia belum bisa berbuat apapun untuk menolak. Sanjoko tidak mampu menghibur, namun kepedihannya lebih. Kemuning menguatkan suaminya dan dia sendiri pasrah.
Ketiganya saling berpelukan dan memberikan dukungan satu sama lain. Batu nisan sebagai saksi jika mereka telah semakin erat. Saling berbagi rencana dan upaya untuk menerima kebaikan dan keburukan atas nama mereka dan tetap bersama selamanya.
Bersambung.....
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereeen cerpennya. Salam literasi
Smg mereka bahagia selamanya. Sukses selalu, Bun