Tanjakan Jahim (tidak lagi) Menyeramkan
Kalau sudah mendengar kata ‘Jahim’, maka ingatan kita langsug ke neraka yang dilingkupi api, di dalamnya banyak orang kafir yang disiksa, suara menjerit-jerit kesakitan dan darah muncrat. Pokoknya sangat menakutkan.
Apa jadinya kalau ‘Jahim’ yang ini, sangat jauh dari perkiraan seperti tadi? Iya memang, ini bukan Neraka Jahim seperti yang dijelaskan di dalam Al Quran, yang gambarannya sangat menakutkan, membuat bulu-bulu merinding. Jahim yang ini merupakan suatu daerah di Majalengka. Jahim ini merupakan jalur alternatif yang menghubungkan Ciamis dengan Majalengka.
Jika kita dari Tasikmalaya mau ke Kuningan, terdapat dua jalur jalan yang dapat dilalui. Pertama, melalui Tasikmalaya-Ciamis-Kawali-Cikijing-Majalengka/Kuningan. Jaraknya sekitar 100 km dengan kontur jalan berkelok-kelok seperti miniatur Kelok Sembilan di Sumatera, aspalnya hotmix, dan jalanannya ramai dengan kendaraan kecil dan besar, karena memang ini merupakan jalan provinsi.
Kedua, jalur Tasikmalaya-Panumbangan-Panjalu-Jahim-Cikijing-Majalengka/Kuningan. Jalur ini dikenal dengan Jalur Jahim, yang dapat memangkas jarak sampai 15 km. Lumayan, kan! Kontur jalan masih berkelok-kelok, karena memang menembus bukit dan gunung. Asplanya hotmix dan cenderung sepi, karena hanya penduduk jalur itu saja yang menggunakannya. Mobil angkutan umum pun hanya sekali-kali, karena memang jalurnya bukan ke sini.
Naik motor dengan jalur Jahim, sungguh sangat nikmat rasanya, apalagi kalau pagi-pagi sekitar jam 7-an udah di Puncak Jahimnya. Kayak minum kopi ginseng di pagi hari dan turun hujan. Wah, pokoknya muantapp! Mulai masuk Panumbangan, jalanan banyak yang lurus dan banyak bolong-bolongnya, kayak sarang ikan jaer. Berhati-hatilah di daerah ini! Meskipun udah ditutup pasir dan batu seadanya, tetapi jangan gas poll di daerah ini.
Jalanan mulai menanjak ketika masuk Panjalu dengan aspal cenderung membaik. Kamu boleh gas poll di sini, cuma hati-hati dengan jalan nanjak langsung belok, kadang banyak mobil angkutan sejenis elf dan truk pengangkut ayam.
Nah, lepas dari Panjalu, merupakan starting line yang saya bilang muantapp. Jalan mulai menanjak, sempit, tapi aspal hotmix. Di sebelah kanan dan kiri warna hijau. Bukan karena ada sekumpulan Hulk di sana J, tetapi banyak pepohonan kecil dan besar. Hawanya sejuk, sehingga kita banyak menemui jenis tanaman sayuran. Kalau ingat istri, saya sarankan berhenti dulu, dan boronglah sayuran seperti seledri, bawang daun, dan cabe langsung dari pemilik pohonnya.
Setelah melewati bukit itu, kita masuk perkampungan. Sukamantri, nama kampungnya. Kalau dilihat dari atas, Sukamantri ini seperti katel. Dia berada di dataran yang rendah dengan dilindungi bukit dan gunung di sekelilingnya. Di jalur ini kamu boleh gas poll, karena jalannya lurus sekitar 3-4 km, lah!
Sukamantri habis, maka jalanan langsung manjat, udara langsung ‘nyecep’ (Sunda = dingin). Pepohonan di kanan kiri banyak ditemui sayuran dan pepohonan sejenis pinus yang tinggi-tinggi. Jalanan berkabut di subuh sampai pagi atau maghrib sampai malam, atau ketika penghujan.
Inilah tanjakan Jahim. Tanjakannya cukup curam, berkelok, dan banyak. Berhati-hatilah, karena jalanannya kecil. Mobil minibus biasa berpapasan itu pas banget. Setelah selesai puncakpun, turunannya cukup curam. Pastikan kendaraan remnya pakem. Ini mungkin yang sebelumnya membuat serem dan menakutkan dari tanjakan Jahim ini, apalagi kalau dulu jalanannya belum hotmix, masih pasir dan batu.
Puncak Jahim sekitar 5-7 km dari mulai nanjak. Terdapat beberapa warung kopi yang menyediakan jajanan dan makanan ala kadarnya untuk menghangatkan badan. Kamu bisa selfie di sekitar warung-warung tersebut dengan background hutan pinus yang tinggi, mirip Cikole, Lembang.
Di sekitar puncak Jahim terdapat area rekreasi berupa trek sepeda dan sepeda air di kolam yang cukup besar, warung nasi, dan juga penginapan. Dari puncak Jahim ini kamu bisa melihat Gunung Ciremai yang sangat buessaarrr dan berwarna biru, kalau cuaca lagi cerah. Kamu akan merasa gunung itu benar-benar di depan hidungmu.
Dengan mulai adanya tempat rekreasi itu, maka dimungkinkan Jahim akan menjadi tempat favorit untuk berakhir pekan dengan cuaca dingin.


Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Asa nami naraka nya, hehehe
Muhun, Bu Ning. Tapi, ieu mah Jahim versi 'Jahim'.
Kalau saya boleh saran jangan lewat jalur ini ketika malam petang diatas jam 12 malam, karena jalurnya menembus hutan pegunungan dan berkabut pula belum ada penerangan. Sensasinya bikin menantang adernalin. Karena baru aja semalem gw lintas jalur tersebut. Untuk jiwa adventure monggo di coba tapi keselamatan harus tetap diutamakan..
Kalau saya boleh saran jangan lewat jalur ini ketika malam petang diatas jam 12 malam, karena jalurnya menembus hutan pegunungan dan berkabut pula belum ada penerangan. Sensasinya bikin menantang adernalin. Karena baru aja semalem gw lintas jalur tersebut. Untuk jiwa adventure monggo di coba tapi keselamatan harus tetap diutamakan..