Tina S. Atmasasmita

Lahir di Bogor, tahun 1973. Telah dikaruniai 2 (dua) orang putri. Mulai mengajar pada tahun 1996 di Kota Bogor, Alhamdulillah pada tahun 2005 Allah memberi kese...

Selengkapnya
Navigasi Web
Semoga masih ada kesempatan

Semoga masih ada kesempatan

BUKAN TANTANGAN

#True_story_of_my_life

26 March, 2020_18.40 WIB

Semoga masih ada kesempatan

Kutarik lagi selimut tebal berwarna biru ini sampai menutupi seluruh tubuh dari ujung kaki sampai leher agar tidak terlalu kedinginan. Aku bertanya-tanya dalam hati, sakit apa aku sebenarnya, demam ini sudah hari ke-5, sudah kuminum obat sesuai dengan anjuran dokter, tapi sepertinya demam ini makin betah di tubuhku. Kadang, dengan kondisi sekarang aku jadi agak parno, jangan-jangan aku suspect Corona? Ah, segera kutepis ketakutan itu, aku harus mengisi hati dan fikiranku dengan hal-hal positif, aku akan sehat kembali.

Tiba-tiba sesosok laki-laki tak kukenal memasuki kamarku, mendekatiku. Lelaki itu berperawakan gagah tinggi besar, mengenakan jubah putih. Jubahnya menjurai sampai ke lantai. Jubahnya juga dilengkapi dengan penutup kepala, sehingga aku sama sekali tidak bisa melihat wajahnya. Tanpa berkata apapun, lelaki itu tiba-tiba memegang pergelangan tangan kananku dengan sangat kuat sehingga aku tidak bisa menggerakan tubuh. Kucoba menggeser posisi berbaringku agar menjauh darinya, tapi malah pergelanganku seperti akan patah, sakit sekali. Aku berusaha berontak sambil menyebut nama Mu… pegangannya tak juga lepas, malah tubuhku seperti tertarik ke ujung ranjang. Aku mulai menangis, Ya Allah mungkin inilah saat-saat terakhirku. Aku tidak mau seperti ini ya Allah, dalam hati aku tidak putus mengucapkan asmaMu sebisaku. Hingga terakhir, aku mengucapkan istigfar sekeras-kerasnya, sambil kuangkat tanganku dan kutepiskan cengkraman tangan lelaki itu sekuat tenagaku yang masih tersisa. Alhamdulillah cengkramannya terlepas, sosok itu seperti terpental ke luar kamar. Kulihat sekelebat jubahnya sebelum dia menghilang di pintu kamar.

Aku setengah tersadar, masih dalam posisi beristigfar, samar-samar kulihat suamiku sudah berada di sampingku, duduk di pinggir tempat tidur sambil memegangi dahiku “kamu kenapa sayang, kamu ngigau, badan kamu panas”. Aku tidak bisa menjawab, hanya menangis sambil memegangi tangannya. Terputus-putus aku menceritakan pengalamanku barusan, terserah dia percaya atau tidak, tapi sungguh pengalaman tadi sangat menakutkan buatku. “Ke dokter lagi yu” aku menolak karena obat dari dokter sebelumnya pun belum habis, mungkin masih proses. Yang tersisa saat itu adalah tubuhku yang menggigil, ujung kaki dan tanganku dingin bagaikan es. Ya Allah, ampuni hamba, terimalah tobatku. Satu pintaku, Allahuma inni as alukal husnul khatimah. Aamiin.

Sumber gambar : https://www.youtube.com/watch?v=dncMp7Eivco

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post