Di Pedesaan lereng Gunung Arjuna, Jawa Timur, ada seorang Kepala SDN Sumbergondo 2 Batu Jawa Timur, Sri Winarni, yang telah berhasil melakukan perubahan terhadap sekolahnya dari sekolah kurang bermutu menjadi sekolah unggul dan berkualitas. Sebagai pemimpin di sekolah yang berada di pinggiran desa, permasalahan yang dihadapi oleh Sri Winarni, hampir sama dengan daerah-daerah lainnya. Yaitu mulai minimnya fasilitas belajar, motivasi murid sekolah, hingga motivasi guru dalam mengajar.

Bu Sri, begitu panggilan akrabnya, menuturkan, bahwa ketika awal menjabat kepala sekolah, ia dihadapkan dengan banyak masalah. Mulai dari guru yang kurang disiplin dalam mengajar, banyak kelas yang kosong ketika jam pelajarang, guru-guru sering datang pukul 07.30, padahal jam bel awal masuk sekolah pukul 07.00, selain itu pembelajaran berjalan konvensional, kurangnya variasi dan teknik pengajaran oleh Bapak/Ibu guru, partisipasi masyarakat dalam pengembangan sekolah pun juga minim. Tatkala berkeluh kesah kepada rekan sejawatnya, saat itu justru rekan-rekannya melihat hal ini sebagai sebuah kewajaran karena keadaan sekolah yang berada di desa.

Sebagai seorang kepala sekolah yang kreatif dan inovatif, bu Sri pun tidak pantang menyerah. Banyak langkah ditempuh demi meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan yang ia pimpin. Bu Sri mengaku, semenjak menjabat sebagai Kepala SDN Sumbergondo 2, Batu, Jawa Timur, ia bermitra dengan kohor 3 USAID PRIORITAS sejak tahun 2014. Kemitraan dengan USAID PRIORITAS dimanfaatkan kepala sekolah untuk meningkatkan kemampuan guru dalam mengajar. Dia melibatkan guru dan komite sekolah dalam merancang perubahan di sekolah. Kepala sekolah juga terbuka dalam pengelolaan anggaran sekolah. Saat ditugaskan menjadi Kepala SDN Sumbergondo 2 Batu Jatim, Sri Winarni kemudian membuat komitmen baru bersama para gurunya untuk melakukan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran aktif kreatif dan inovatif. Sebagai Kepala SD, ia pun juga aktif melakukan supervisi sekaligus melakukan pendampingan kepada guru. Ia kemudian menghidupkan kembali kelompok kerja guru (KKG) sekolah yang digunakan untuk melakukan evaluasi secara bersama tentang pembelajaran yang dilakukan setiap bulan. Culture school mulai terbentuk, semua guru berlomba-lomba untuk fastabiqul khairat, berusaha melakukan yang terbaik untuk kelas dan para muridnya.

Usaha yang sungguh-sungguh dari Kepala Sekolah yang gesit dan cekatan ini akhirnya membuahkan hasil. Pada tahun 2015 lalu SDN Sumbergondo 2 berhasil mengukir prestasi di antaranya, Juara 1 Cipta dan Baca Puisi tingkat kota, Juara 1 Mendongeng tingkat kecamatan, Peringkat 1 UASBN tingkat kecamatan dari sebelumnya hanya di peringkat 15, dan menjadi sekolah rujukan yang direkomendasikan oleh Dinas Pendidikan Kota Batu dan Provinsi Jawa Timur, beliau pun sering diundang oleh Kemendikbud untuk memberikan inspirasi dari pengalamannya memimpin sekolah di hadapan kepala-kepala sekolah lain di seluruh Indonesia.

Kisah inspirasi bu Sri Winarni ini adalah salah satu bukti bahwa kepala sekolah sebagai leader dan manajer memiliki peranan penting dalam membawa organisasi sekolah menghadapi perubahan. Apakah perubahan itu menuju ke arah positif atau ke arah negatif. Setiap hambatan pasti ada, seorang nahkoda kapal ketika mengemudikan kapalnya di tengah ombak yang menerjang pasti juga menghadapi resiko, ketika diam ia akan beresiko kapalnya karam, ketika mengambil keputusan untuk mengambil haluan juga akan memiliki resiko, namun setidaknya ketika kita seorang pemimpin mengmabil sebuah tindakan dan keputusan resiko itu bisa ia ukur daripada tidak mengambil keputusan sama sekali. Vince Lombardi sebagaimana dikutip Kasali (2015) mengatakan, “pemimpin tidak dilahirkan, mereka dibuat. Dan mereka dibuat sama seperti hal lain, melalui kerja keras. Itulah harga yang harus dibayar untuk mencapai tujuan itu, atau tujuan apa pun.”

Dalam membentuk budaya sekolah yang positif ini, Kepala SDN Sumbergondo 2 Batu, melakukan perubahan yang drastis dengan melakukan kerja keras, komitmen, dispilin dan tanggung jawab. Mempertahankan semua itu bukanlah hal yang mudah. Semua aspek positif yang telah dibangun bersama tidak dibangun dalam hitungan hari ataupun minggu. Namun membutuhkan waktu dan kesabaran. Hubungan baik yang terjalin antar warga sekolah, didukung leadhership kepala sekolah, memudahkan dalam mentransmisikan nilai-nilai dan visi misi sekolah sehingga dapat mencapati tujuan dan harapan bersama. Hal ini kemudian secara kasat mata akan nampak, ketika kita datang ke sekolah, dan melihat sekolah yang rapi, bersih dan tertata, administrasi yang tertib, prestasi siswa yang dipajang di lobi/depan pintu masuk sekolah, serta hubungan harmonis antar warga sekolah.

Perubahan pasti akan selalu membawa resiko. Namun, ketika seorang pemimpin tidak melakukan proses perubahan pun, ia juga akan mengalami resiko. Karena kondisi masyarakat yang selalu dinamis dan berubah, maka organisasi sekolah juga harus memiliki kemampuan untuk berubah. Bisa jadi dalam anggota sekolah ada yang ingin berada pada zona aman, tidak menginginkan perubahan, namun kita harus menyadari hanya perubahan itu sendirilah yang akan abadi. Allah sendiri berfirman: ” Sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum, kecuali kaum itu sendiri yang merubah apa-apa yang ada pada diri mereka ” (QS.13:11). Melalui Firman-Nya Allah mempertegas bahwa perubahan itu bisa terjadi dan dilakukan, dan perubahan tidak pernah melihat siapa dan apa Anda saat ini. Sepanjang ada kemauan dan tekad untuk berubah pasti perubahan itu akan terjadi.