Heri Susanto

Heri Susanto, S.Kom., M.Pd.Guru SMK Negeri 4 Surakarta. Gabung di gurusiana pada Januari 2018. Salam kenal ...Email : [email protected] / telp : 081329707...

Selengkapnya
Navigasi Web
Tantangan Hari ke-17 : Mudahnya Allah Mengampuni HambaNya

Tantangan Hari ke-17 : Mudahnya Allah Mengampuni HambaNya

Ampunan, adalah hal yang paling didambakan oleh semua manusia di akhirat kelak. Hari saat manusia tidak membutuhkan rumah mewah, harta, istri dan anak-anak yang dicintainya. Hari saat manusia tidak membutuhkan apa-apa lagi selain ampunan Allah Subhanahu wa ta'ala.

"(yaitu) pada hari (ketika) harta dan anak-anak tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih". (Ash Shu'ara : 88-89)

Begitu pentingnya ampunan bagi manusia. Tidak peduli seberapa banyak amal ibadah kita. Kita tidak tahu berapa diantara ibadah itu yang diterima oleh Allah Subhanahu wa ta'ala. Bisa jadi hanya sedikit yang diterima atau malah tidak ada yang diterima sama sekali. Mengapa tidak diterima?. Bisa jadi ada riya' saat kita melakukannya. Atau ada hal lain yang menyebabkan amalan kita tidak diterima oleh Allah Subhanahu wa ta 'ala. Oleh karena itu, ampunan menjadi hal yang sangat penting bagi manusia di akhirat kelak. Dan, menjadi hak Allah Subhanahu wa ta'ala sajalah siapa orang diampuni dan tidak diampuni.

Allah Subhanahu wa ta’ala itu baik banget lho. Salah satu kebaikanNya, yang menurut penulis paling besar adalah begitu mudahnya Allah Subhanahu wa ta’ala mengampuni dosa hamba yang dikehendakiNya.

Selama ini kita dibuat kagum, dibuat takjub dengan kebaikan dan jasa orang tua kita. Jasa baik mereka bahkan tidak akan pernah bisa kita balas. Sehingga tidak heran jikaamalan Birrul walidain Allah Subhanahu wa ta’ala wajibkan kepada kita. Barangsiapa yang mengamalkan akan mendapatkan pahala yang sangat besar sedangkan yang tidak mengamalkan akan mendapatkan dosa yang sangat besar.

Jika dibandingkan, sayang dan baiknya orang tua kepada kita, Allah Subhanahu wa ta’ala lebih sayang dan baik kepada hambaNya. Sebuah riwayat dari Bukhari dan Muslim mengisahkan, ketika Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kepada para sahabatnya untuk mengumpulkan para tawanan perang. Diantara tawanan perang itu terdapat seorang wanita yang menyusui anaknya. Kemudian Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bertanya kepada para sahabatnya. “Apakah engkau mengira ibu tersebut tega melemparkan anaknya ke dalam api?”, tanya Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam. “Tentu tidak, ya Rasulullah. Kemudian Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda “Allah Subhanahu wa ta’ala lebih sayang kepada hambaNya dibandingkan sayangnya ibu tersebut kepada anaknya”.

Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam sudah menyatakan bahwa Allah Subhanahu wa ta’ala lebih sayang kepada hambaNya daripada sayangnya orang tua (ibu) kepada anaknya.

Salah satu bentuk sayang Allah Subhanahu wa ta’ala kepada hambaNya adalah ampunan. Allah Subhanahu wa ta’alabahkan dengan mudahnya mengampuni hambaNya yang banyak dosanya. Jika orang yang tidak begitu banyak dosa diampuni mungkin itu biasa, tetapi kalau orang yang banyak dosa bahkan disebutkan melampaui batas, maka hal itu sungguh luar biasa.

Perhatikan firman Allah Subhanahu wa ta’ala dalam surah Az Zumar : 53 :

Katakanlah, “Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang.

Subhanallah. Segala puji bagi Allah Subhanahu wa ta'ala. Begitu baiknya Allah Subhanahu wa ta'ala kepada hambaNya. Begitu mudahnya mengampuni dosa hambaNya. Kepada siapa ayat itu disampaikan?. Yaitu kepada hambaNya yang 'melampaui batas'. Orang yang sudah banyak dosanya. Mari kita perhatikan dan hayati ayat ini. Orang yang sudah banyak dosa masih dipanggil Allah Subhanahu wa ta'ala dengan 'hambaKu'. Panggilan dengan penuh kasih sayang. Allah Subhanahu wa ta'ala tidak memanggil hambaNya yang penuh dosa tersebut dengan wahai pendosa, wahai anak durhaka, wahai tukang khamer, dan sebagainya. Tetapi Allah Subhanahu wa ta'ala panggil dengan panggilan yang penuh kasih sayang.

Ini adalah ayat bagi orang-orang yang ingin bertaubat tetapi takut tidak diampuni Allah Subhanahu wa ta'ala. Ketahuilah bahwa Allah itu Baik Banget Lho. 'Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah' firmanNya. Banyak orang yang menyadari dirinya banyak dosa, kemudian ada keinginan untuk bertaubat tetapi dia merasa bahwa dosanya sudah tidak terampuni lagi. Maka, janganlah berputus asa dari rahmat (ampunan) Allah Subhanahu wa ta'ala. Sesungguhnya Allah Subhanahu wa ta'ala mengampuni dosa-dosa semuanya. Bahkan Fir'aun sekalipun, jika dia bertaubat kepada Allah Subhanahu wa ta'ala (sebelum ajal menjelang), maka dosanya akan diampuniNya. Sebagaimana disebutkan di dalam firmanNya :

Dan katakanlah (kepada Fir'aun): "Adakah keinginan bagimu untuk membersihkan diri (dari kesesatan)" Dan kamu akan kupimpin ke jalan Tuhanmu agar supaya kamu takut kepada-Nya?".” (Al-Naazi’at : 18-19).

Kembali kepada bahasan terkait Firman Allah Subhanahu wa ta'ala dalam surah Az Zumar : 53 terdapat beberapa pelajaran penting yang bisa kita ambil. Pertama, janganlah berputus asa dari rahmat Allah Subhanahu wa ta'ala. Yakinlah bahwa Allah Maha Pengasih, Penyayang dan juga Pengampun kepada hambaNya. Sikap berputus asa atau pesimis inilah yang menyebabkan kita semakin tersesat di jalan Allah Subhanahu wa ta'ala. Sebagaimana disebutkan dalam FirmanNya :

“Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Rabb-nya kecuali orang-orang yang sesat.” (Al-Hijr : 56)

Dan, sikap ini akan menyebabkan orang tersebut tetap berada dalam kesesatan karena dia sudah menyangka bahwa dia tidak akan mendapatkan ampunan.

Kedua, sikap 'menganggap' bahwa dosanya tidak akan diampuni merupakan bentuk buruk sangka kepada Allah Subhanahu wa ta'ala. Sedangkan Allah Subhanahu wa ta'ala adalah Maha Pengampun dan Penyayang kepada HambaNya yang mau bertaubat kepadaNya.

Ketiga, Allah Subhanahu wa ta'ala pasti akan mengampuni dosa orang yang bertaubat kepadaNya. Asalkan dia tidak berbuat syirik. Sebagaimana disebutkan dalam FirmanNya :

"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang di selain itu bagi siapa saja yang dikehendaki-Nya". (An-Nisa : 48).

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post