Suatu saat kita pasti pernah meminjam sesuatu kepada orang lain. Bisa uang, barang atau yang lain. Dan, jika diminta kembali oleh pemiliknya maka sudah semestinya kita ikhlas mengembalikannya.

Atau, dari sudut pandang lain, adalah ibarat seorang pembantu. Pembantu seperti yang kita tahu, bisa menggunakan fasilitas majikannya. Misalnya fasilitas kamar, kulkas, tv, radio, telpon, makan, minum bahkan mungkin kolam renang, mungkin juga motor, mobil. Semua itu dia dapatkan dari majikannya. Dia sadar bahwa cuma punya hak pakai, bukan hak milik. Oleh karena itu, ketika terjadi pencurian di rumah majikannya, maka bukan dia yang sedih. Tetapi majikannya yang sedih. Mengapa ?. Karena majikannya yang punya hak milik.

Dan, sewajarnya seperti itulah sikap kita dalam hidup. Jika kehilangan sesuatu, seperti uang, barang berharga, bahkan kehilangan saudara atau anggota keluarga kita. Kita sering lupa bahwa semua itu hak milik Allah Subhanahu wa ta'ala. Kita lupa bahwa kita hanya punya hak pakai. Kita lupa bahwa kita seorang hamba. Oleh karena itu, sangat jelas di sini, bahwa kita adalah hanya 'hamba' dan hanya punya hak pakai (pinjam). Kesadaran itulah yang akan membuat hati ini tidak terlalu kecewa, sedih jika semua 'titipan' atau 'pinjaman' Allah diminta kembali.

So, jangan mudah baper ...