Heri Susanto

Heri Susanto, S.Kom., M.Pd.Guru SMK Negeri 4 Surakarta. Gabung di gurusiana pada Januari 2018. Salam kenal ...Email : [email protected] / telp : 081329707...

Selengkapnya
Navigasi Web
Tantangan Hari ke-27 : Langganan Ketik Surat Kematian

Tantangan Hari ke-27 : Langganan Ketik Surat Kematian

Hampir setiap ada yang meninggal di desa, Pak RT meminta tolong untuk dibuatkan surat lelayu. Saking biasanya, hingga hafal cara mengedit file yang dahulu pernah digunakan. Setiap kali menulis atau sekedar ‘edit’ surat tersebut. Hati ini sering seperti tidak ada sesuatu yang menyentuhnya. Masih sering menganggap biasa kejadian itu. Yang semestinya tidak begitu. Bagaimana seharusnya ?. Ingat sabda Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam ketika ditanya oleh salah satu sahabat Anshar :

Sahabat Anshor bertanya lagi : “Manakah di antara kaum mukminin yang paling cerdik?” Beliau menjawab,”Yang paling banyak mengingat kematian di antara mereka, dan yang paling bagus persiapannya setelah kematian. Mereka itu orang-orang yang cerdik.” [HR Ibnu Majah]

Berdasarkan hadits nabi di atas, orang yang pandai, cerdik adalah yang paling banyak mengingat kematian dan memperbagus persiapannya. Dan, semestinya saya juga bersikap seperti itu. Tapi bisa jadi itulah yang dirasakan banyak orang yang lain. Banyak orang yang tidak peka terhadap momen pembelajaran dari Allah Subhanahu wa ta’ala. Setiap momen mengingat kematian adalah momen berharga dalam hidup. Mengapa?. Karena betapa banyak orang yang lupa hari kembalinya kepada Allah Subhanahu wa ta’ala.

Padahal, kematian adalah hal yang menakutkan, dan tidak ada yang bisa menghindarinya. Ketika kematian teman, saudara, tetangga silih berganti, dengan respon yang sama, yaitu tanpa penolakan. Semuanya diatur oleh Allah Subhanahu wa ta’ala. Sebagaimana firmanNya :

“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan”. [Ali Imran:185].

Terakhir, sebagai orang yang mengaku beriman, maka sikap terbaik adalah mengutamakan akhiratnya. Di sanalah tempat yang sangat layak diperjuangkan, bukan di dunia. Mengapa?. Karena seperti firman Allah Subhanahu wa ta’ala di atas, bahwa dunia hanyalah kesenangan yang memperdayakan. Kata ‘memperdayakan’ itulah yang banyak terbukti sekarang ini. Oleh karena itu, jadikan setiap momen kematian itu sebagai 'alarm' pengingat untuk akhirat kita.

***

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post