Pak Guru Fahriza

Saya Fahriza Akbar guru di SD Juara Medan....

Selengkapnya
Navigasi Web
Jangan Sebut Mereka Pelakor

Jangan Sebut Mereka Pelakor

Jangan sebut mereka Pelakor. Wanita yang diminta untuk mendampingi suami dari istri orang lain. Saat mereka menjaga harga dirinya. Saat mereka diminta bersedia untuk menjadi teman dalam mengharungi rumah tangga. Banyak kok wanita - wanita disana yang dijadikan istri kedua karena kehormatannya. Syariat Islam jelas membolehkan poligami. Maka dari itu jangan cap semua wanita yang bersedia dipoligami sebagai Pelakor. Bisa jadi mereka lebih mulia dihadapan Allah dari pada para penghujatnya.

Bedakan antara wanita yang rela dipoligami karena kehormatan dengan wanita yang dipoligami karena kegenitannya. Harus berbeda jangan disama ratakan. Wanita Sholeha yang menjaga auratnya dan kehormatannya lebih mulia dibanding dengan wanita yang mencintai suami orang lain. Terus timbul kedengkian melakukan segala cara untuk mendapatkan suami orang lain tersebut. Wanita model seperti ini yang harus dan kudu dibilang Pelakor. Karena dia memang berniat untuk merebut suami orang lain. Bisa jadi si lelaki tidak mempersiapkan diri untuk berpoligami tapi sudah terjebak dengan wanita yang menebar jerat cintanya secara murah. Sehingga lelaki hidung belang tak sanggup menolak pesona yang memang diumbar untuk mengundang syahwat yang terlarang. Hingga akhirnya terjebak dengan pernikahan untuk menghalalkan yang haram secara terpaksa. Karena jalan yang ditempuh tidak diredhoi Allah.

Sekali lagi jangan panggil mereka Pelakor. Jangan sampai banyak wanita terhormat takut untuk dipoligami dengan lelaki yang sudah mempersiapkan dirinya untuk itu. Lelaki yang mempersiapkan diri secara keilmuan baik untuknya dan istrinya dan kemapanan untuk bersiap diri berpoligami. Tapi tidak ada wanita terhormat yang bersedia karena takut dijuluki Pelakor. Jangan kaburkan syariat poligami hanya dengan hujatan - hujatan yang salah arah. Jadilah netizen yang cerdas yang bisa melihat dengan akal bukan dengan hawa nafsu. Karena kata - kata yang dilontarkan bisa menjadi pengaruh buruk, bisa juga menjadi pengaruh baik. Tergantung kualitas kata yang kita hasilkan dari keimanan sepemiliknya.

Wallahu'alam.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post