Sekolah dan Literaai
Dunia pendidikan di Indonesia terasa lebih berwarna dengan hadirnya Kueikulum Merdeka. Walaupun keberadaannya menjadi perbincangan publik nan berkepanjangan, namun tanpa lelah Kemendikbud ristek berupaya mensosialisasikannya ke segala lapisan pendidikan. Banyak cara dan banyak komponen yang bisa dilakukan untuk mengimplementaaikan kurikulum merdeka tersebut. Secara daring telah dilakukan pelatihan mandiri, webinar dan program guru berbagi. Dan pada akhirnya tentu berkeinginan sama yaitu mensuksekan pelaksanaan kurikulum merdeka.
Yang cukup menjadi bahan kajian setiap lembaga adalah Rapor Pendidikan. Setiap elemen swkolah dapat mengakses dan mengetahui rapor pendidikan sekolahnya masing masing, bagaimana perencanaan berbasis datanya dan lain lain. Segala terasa menjadi lebih mudah karena dihubungkan secara otomatis dengan akun belajar. Id masing masing guru dan pendidik.
Rapor Pendidikan itulah yang kemudian mengenalkan kira dengan kemampuan literasi dan kemampuan numerasi. Dua kemampuan fundamental setiap orang ini kemudian menjadi populer di kalangan dunia pendidikan. Kemampuan literaai adalah kemampuan untuk membaca dan atau memahami bacaan. Kemampuan numerasi adalah kemampuan berhitungmu dan atau menerapkan kemampuan berhitungmu dalam persoalan kehidupan.
Sekolah kami memiliki rapor pendidikan yang demikian mengkhawatirkan. Bagaimana tidak khawatir kalau literasi berasa dalam daerah kuning, sementara numerasi ada di kawasan merah. Literasi maupun numerasi siswa sekolah kami memang membutuhkan perhatian dan penanganan lebih lanjut. Dan berdasarkan hasil wawancara dengan para sesepuh pendidikan di dinas pendidikan dan kebudayaan, kemampuan ini tidak bisa dibentuk secara instan dan atau dibebankan pada satu atau dua orang saja.
Guru secara mandiri atau dengan berkolaborasi dengan guru lainnya harus kreatif mengembangkan daya berpikir kritis siswa. Pada intinya kemampuan literasi dan numerasi bertujuan membentuk daya berpikir kritis para siswa. Tidak ada mimpi yang lebih daripada itu. Asalkan siswa sudah mampu berpikir kritis, maka sesungguhnya di sanalah kita mulai mengembangkan literaai dan numerasi.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereeen ulasannya. Salam literasi