Sigit Priyo Prasetyanto

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Ikhtiar untuk Hilya

Sudah beberapa hari ini si kecil Hilya sakit kadang demam dan panas tinggi tapi sesekali turun. Dan kini muncul benjolan-benjolan berair di seluruh tubuh. Orang dulu menyebutnya "cangkrang". Melihat kondisi anak semata wayangnya seperti itu Jumakir dan Najwa membawanya ke dokter Nina. Ia adalah dokter keluarganya Jumakir selama ini. Orangnya lembut dan sangat ramah melayani pasien.

Sesampainya di tempat dokter, Jumakir menghampiri bagian pendaftaran. Ternyata sudah sudah banyak pasien yang menunggu antrian.

Sambil menunggu gilirannya mereka bertiga duduk di kursi ruang tunggu. .

"Mbak Najwa...," panggil Mbok Jinah.

"e simbok, siapa yang sakit, Mbok?" Najwa menoleh kearah asal suara yang ternyata Mbok Jinah.

Tak disangka mereka bertemu Mbok Jinah, tetangganya, yang juga sedang mengantarkan putrinya berobat.

"Putri, Mbak. Semalam demam sampai sekarang belum turun." Mbok Jinah mencoba menjelaskan.

"Koq sama dengan Hilya ya, Mbok. Malah sekarang di tubuh dan muka Hilya timbul bercak merah berair." Najwa menceritakan keadaan Hilya dan menunjukkan beberapa bagian tubuh Hilya.

"Atas nama Anak Hilya Putra Jumawa?" terdengar nama anaknya dipanggil dari bagian pemerikasaan. Jumakir dan Najwa bergegas membawa Hilya ke ruang periksa.

Di dalam dokter Nina sudah menunggu dengan senyum ramahnya.

"Mari pak, bu. Adik kenapa?" suara lembut dokter Nina mengawali pemeriksaan Hilya.

"Begini, dok, bebeapa hari ini Hilya demam dan sekarang muncul bercak merah berair seperti ini." Jumakir menunjukkan kondisi Hilya yang masih digendong Najwa.

"oh tidak apa-apa, Pak. Saat ini di daerah kita memang sedang marak penyakit ini. Mayoritas yang diserang memang anak-anak seusia adik ini." dokter Nina menjelaskan.

"Virusnya mudah menyebar kalau mereka sedang bermain bersama. Ini saya beri obat luar dan dalam. Yang dalam, ini sirup nanti diminumkan tiga kali sehari. Kalau yang luar salep dioleskan di tempat yang terkena bercak tadi." dokter Nina menyodorkan tas plastik yang sudah berisi obat untuk Hilya.

"Terima kasih, dok." Najwa menerima tas plastik.

Beberapa hari telah berlalu, kondisi Hilya mulai membaik dan akhirnya sembuh.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post