Beban moral Jumakir mulai terasa di tengah masyarakat yang kian kritis. Titel sarjana yang disandangnya tapi belum bekerja membuatnya risih. Segala omongan tetangga yang negatif hingga cibiran membuatnya semakin resah. Jalur pendidikan yang pernah diambilnya menuntut dia untuk menjadi seorang pengajar. Berulang kali ia mendaftar untuk mengabdikan dirinya namun tak kunjung tercapai. Sudah lima bulan lamanya Jumakir menganggur tanpa pekerjaan yang jelas.

Sore itu sang ayah, Pak Marto yang tahu keresahan dan kerisauan hati Jumakir beranjak mendekati. "Kir, sudah mantab hatimu ingin mengabdi di sekolah?" Tanya Pak Marto mengawali obrolannya.

"Sudah, pak", jawab Jumakir lirih.

"Ya sudah, besok ikut bapak ke tempat Pak Warsino, Kepala SMP 2 Sekarwangi. Kita coba pertolongan beliau." Lanjut Pak Marto.

Esok harinya, pak Marto dan Jumakir berkunjung ke rumah Pak Warsino.

#bersambung

Muntuk, 30 Januari 2020