Pada hari Minggu seperti yang dijanjikannya, Pak Marto mengajak Jumakir berkunjung ke rumah Pak Warsino. Mereka mengendarai sepeda motor buntut yang dimilikinya yang bisanya hanya berjalan santai dengan kecepatan maksimal tak lebih dari 50 km/jam.

Di sepanjang perjalanan mereka hanya diam. Tak ada sepatah kata pun yang terlontar baik dari Pak Marto maupun Jumakir. Lumayan jauh perjalanan mereka berdua dan membutuhkan hampir satu jam perjalanan akhirnya sampailah mereka di depan rumah gedung berwarna hijau muda. Di depannya ada taman kecil sederhana tapi terlihat elegan. Ada juga kolam ikan yang menambah suasana semakin sejuk.

Pak Marto dan Jumakir berjalan mendekati pintu rumah. “Assalamu’alaikum, Pak Warsino…” Pak Marto memberi salam sembari mengetuk pintu rumah itu tidak berapa lama barulah ada seseorang yang keluar. Dialah Pak Warsino seorang Kepala SMP 2 Sekarwangi itu.

‘Wa’alaikumussalam, mari Pak Marto silahkan masuk.” Sahut Pak Warsino. Pak Marto dan Jumakir dipersilahkan masuk ke dalam ruangan yang sangat luas. Jumakir tertegun melihat ruangan yang begitu rapi wangi dan sangat bersih.

“Silahkan duduk, Pak dan Mas!” lanjut Pak Warsito.

Pak Marto dan Jumakir pun duduk di kursi ruang tamu tersebut.

“Ada apa pak Marto, kok tumben ini?” tanya Pak Warsino.

“Begini, Pak. Ini anak saya Si Jumakir sudah selesai lulus kuliah sekitar lima bulan yang lalu tetapi sampai hari ini belum mendapat pekerjaan.” Jawab Pak Marto sambil mengelus-elus lututnya. “Maksud kedatangan kami mau minta tolong bapak agar anak saya ini bisa ikut mengabdi di sekolah bapak.”

“Ambil jurusan apa Mas Jum?” tanya Pak Warsito ke pada Jumakir yang saat itu masih asyik memandangi sekeliling ruangan.

“eh anu pak, ambil jurusan bahasa inggris.” Jawab Jumakir terbata-bata karena kaget.

Belum lagi hilang kagetnya tiba-tiba muncullah sesosok gadis muda membawakan minuman. “Monggo Mas Pak diminum!” Suara lembut mendayu membuyarkan lamunanku. “Terima kasih, Mbak,” sahutku.

Bersambung