Si Guru Galak
Akhir semester telah tiba, siswa siswi baru saja selesai mengikuti penilaian akhir semester. Pagi itu Jumakir berangkat agak siang karena memang hari sudah tidak efektif untuk pembelajaran lagi. Dan memang benar, sampai di sekolah Jumakir melihat siswa siswinya baru melaksanakan classmeeting, semacam pertandingan antarkelas. Beragam cabang yang ditandingkan bolavoli, bulutangkis, catur, dan ada juga futsal.
Jumakir memarkirkan sepeda motornya di ujung tempat parkir yang sudah penuh. Siswa siswinya yang melihat segera menghampiri dan berjabat tangan dengan Jumakir sembari mengucapkan salam. Itu adalah salah satu kebiasaan yang ditanamkan siswa siswi di sekolah tempat Jumakir bekerja.
Siang harinya, Jumakir memasuki salah satu kelas tentunya setelah kegiatan classmeeting untuk hari itu selesai. Siswa siswi sudah siap di dalam ruangan.
“Selamat siang!” sapa Jumakir kepada siswa siswinya.
“Selamat siang, Pak.” Sahut mereka seremtak.
“Hari ini ada yang beda karena ada yang ingin pak guru minta dari kalian.” Jumakir berjalan menuju meja guru mengambil beberapa lembar kertas putih polos.
“Hari ini saya minta kalian berikan kritik dan saran tentang proses belajar kalian selama ini bersama pak guru. Termasuk juga nanti kritik terhadap pak guru dalam membimbing kalian. Paham?” jumakir pun membagikan kertas yang ia pegang sedari tadi.
“Paham, Pak.” Sekali lagi jawaban yang kompak dari siswa siswinya.
“Pak….,” Salah seorang siswa yang duduk di pojok berdiri sembari mengacungkan jarinya. Ia adalah Zulfikar. Anak yang selama ini lebih sering tidur ketika pelajaran bahasa inggris.
“Ada apa, Zul?” Jumakir menatap ke arah asal suara tadi.
“Misalnya kritik dan saran ini nantinya akan berpengaruh dengan nilai-nilai kami tidak?” Zulfikar menyampaikan unek-uneknya.
Jumakir tersenyum mendengar pertanyaan Zulfikar. “Tenang anak-anak, apapun kritik dan saran kalian tidak akan berpengaruh dengan nilai-nilai kalian. Jadi misalnya ada yang mengkritik negatif pun tidak akan mengurangi nilainya. Silahkan ditulis mulai dari sekarang.”
Mereka pun segera menuliskan kritik dan saran di selembar kertas yang tadi dibagikan Jumakir. Jumakir berjalan mendekati meja guru dan duduk di kursi yang terbuat dari kayu jati yang sudah agak lusuh. Jumakir tak sabar menanti kritik dan saran dari siswa siswinya.
Selesai mereka menuliskan kritik dan saran, mereka diperbolehkan pulang. Jumakir berjalan santai ke kantor. Sesampainya di kantor, ia buka dan ia baca satu persatu kritik dan saran berharap sesuatu yang membuat motivasi mengajar Jumakir meningkat di semester berikutnya.
Dan ternyata benar, dari 23 anak yang menuliskan kritik dan saran, 19 memberikan label kepada Jumakir sebagai guru galak. Tentunya mereka tidak asal memberi label guru galak tetapi memiliki alasan dan penjelasan yang sangat logis.
“Aku galak?” Jumakir tertegun meski sambil sedikit tersenyum membaca tulisan siswa siswinya.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar