Sigit Priyo Prasetyanto

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Suasana yang Mencekam

Suasana yang Mencekam

Suara adzan berkumandang dari masjid di dekat rumah Jumakir. Tanda waktu isya' telah tiba. Hujan mulai turun mengiringi suara adzan yang sangat merdu. Jumakir segera mengambil air wudhu dan berangkat ke masjid.

"Bi, hujan lho. Ini payungnya." belum sempat Jumakir berangkat Najwa menghampirinya sembari memberikan payung warna hitam yang dimilikinya.

Jumakir menerima payung dari sang istri.

Sesampainya di masjid hujan semakin deras. Jamaah yang lain sudah mulai berdatangan. Pak Waliyo, imam masjid juga sudah datang. Tak berapa lama iqamah dikumandangkan, dan salat isya' pun dilaksanakan.

Sepulang dari masjid, didapatinya Hilya sedang belajar sembari mendengarkan murottal Al Qur'an. Hujan masih turun dan bahkan semakin deras. Kini diiringi suara petir yang tak karuhan.

Semakin malam suasana semakin mencekam. Hilya mulai merasakan ketakutan.

"Yah, Hilya takut. Nanti temani Hilya tidur ya!" pinta Hilya merengek.

"Iya, Ndhuk." Jumakir mengangguk.

Malam itu suasana betul-betul mencekam. Hujan semakin deras. Petir kian kencang menyambar. Ditambah lagi listrik malam itu padam.

"Yah, Hilya takut." Hilya semakit erat memeluk ayahnya. Dan pelukan itu tidak ia lepaskan hingga ia tertidur lelap malam itu.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post