Lukman Hakim

Teacher | CEO of Delta Pustaka Publishing | Chief Reviewer of Scientific Journal | Chief Reviewer of Learning Inovation Journal...

Selengkapnya
Navigasi Web
Menulis tanpa Membaca, Bisakah?

Menulis tanpa Membaca, Bisakah?

"Membaca mampu memacu imajinasi"

(Meithy, 2008)

Taqiyuddin An Nabhani dalam Kitab At Tafkir menjelaskan bahwa proses berpikir itu harus memiliki beberapa komponen, yaitu: fakta, indera, otak, dan informasi sebelumnya (ma'lumat sabiqah). Fakta, indera, dan otak adalah sesuatu yang tidak bisa dimodifikasi alias terima jadi. Informasi sebelumnya (ma'lumat sabiqah) adalah sesuatu yang harus diusahakan untuk mendapatkannya. Misal, anak TK diberi soal matematika SMP, anak itu tidak akan bisa mengerjakan soal matematika tersebut walaupun anak itu punya indera, otak, dan ada fakta. Mengapa tidak bisa mengerjakan? Karena anak tersebut belum mendapatkan/mencari informasi tentang cara menyelesaikan soal tersebut. Jadi, yang perlu dikembangkan atau ditambah atau dicari adalah informasi sebelumnya (ma'lumat sabiqah).

Fungsi informasi sebelumnya akan menentukan kesimpulan yang akan diambil. Misal, ada fakta #2019GantiPresiden. Orang mempunyai tanggapan (kesimpulan) yang berbeda-beda. Orang yang pro tagar itu, makan akan berkesimpulan tagar itu wajar dan tidak melanggar hukum. Sebaliknya, orang yang kontra terhadap tagar itu, akan menyatakan tidak etis dan bisa dikategorikan makar. Bergantung pada informasi yang sebelumnya didapat oleh seseorang.

Salah satu cara untuk menambah informasi sebelumnya (ma'lumat sabiqah) adalah dengan cara membaca. Membaca menurut KBBI daring adalah

baca/ba·ca/ v, membaca/mem·ba·ca/ v 1 melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan atau hanya dalam hati):

Menurut wikipedia, membaca adalah kegiatan meresepsi, menganalisis, dan menginterpretasi yang dilakukan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis dalam media tulisan.

Manfaat membaca antara lain: (1) membaca menambah kosakata dan pengetahuan akan tata bahasa dan tata kalimat; (2) dengan membaca, kita semakin memahami penggunaan bahasa yang baik dan benar, sesuai situasi atau konteks pembicaraannya; (3) membaca memicu imajinasi; (4) membaca bermanfaat pula untuk berlatih menulis (Meithy, 2008).

Darwis atau yang lebih dikenal dengan nama Tere Liye menyatakan bahwa teko kosong tidak akan mengisi air. Artinya otak yang kosong dengan pengetahuan tidak akan bisa menuangkan ide dalam bentuk tulisan. Membaca adalah hal mutlak yang harus dilakukan terlebih dahulu oleh penulis. Penulis hebat sudah pasti adalah pembaca hebat, tetapi pembaca hebat belum tentu menjadi penulis hebat.

Aktivitas membaca bagi penulis adalah menambah kosa kata, melatih alur, diksi, dan menemukan gaya menulis. Sebelum meliuk-liuk di atas papan ketik, tambahlah pengetahuan dengan membaca. Bukankah perintah agama pertama adalah membaca (iqra').

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post