Musuh Besar (Calon) Penulis
"Musuh itu ditaklukkan, bukan ditakuti"
Setan telah mengikrarkan dirinya untuk menjadi musuh bagi Nabi Adam dan keturunannya. Bahkan dalam Al-Quran, setan adalah musuh yang paling nyata bagi manusia.
Musuh selalu ada dalam kehidupan kita, termasuk bagi calon penulis. Apa saja musuh bagi (calon) penulis?
Musuh pertama adalah malas membaca. Membaca adalah yang sangat penting bagi pembaca. Membaca akan memberikan banyak inspirasi bagi calon penulis yang belum menemukan gaya menulisnya. Banyan calon penulis yang memulai menulis selalu mendapatkan kesulitan untuk mengungkapkan ide. Selalu kehabisan kata-kata ketika menulis. Sehingga ide/gagasan yang ditulis tidak selesai. Salah satu cara untuk mengatasi itu adalah dengan membaca. Calon penulis tidak berdosa ketika meniru gaya penulis yang sudah terkenal, misalnya tulisan Cak Nun atau Prie GS. Bacalah lalu menulislah.
Musuh kedua, menunda-nunda untuk mulai menulis. Sifat manusia yang paling jamak kita temui adalah menunda-nunda pekerjaan. Sama halnya dengan menulis, calon penulis sering menunda-nunda untuk memulai menulis dengan berbagai macam alasan: tidak punya ide, tidak ada waktu, kehabisan kata-kata, dan lain-lain. Menulis itu adalah habit (kebiasaan). Semakin terasah kebiasaan menulis, maka semakin terampil dalam menulis. Jadi, mulai menulis sekarang dan jangan tunda-tunda lagi.
Musuh ketiga, ingin tulisan sempurna dan bermutu. Bayi yang lahir tidak serta merta bisa berbicara dan berjalan, tetapi butuh proses dan latihan. Begitupun tentang menulis. Calon penulis terkadang menginginkan tulisan pertama adalah tulisan yang baik dan bermutu. Itu sama saja dengan bermimpi seperti bayi yang ingin langsung bisa jalan dan berbicara. Calon penulis yang ingin tulisan sempurna tanpa berlatih adalah hal mustahil. Bisa karena biasa.
Musuh keempat, tidak mau menulis. Calon penulis yang ingin jadi penulis tetapi tidak mau menulis sama dengan kambing yang ingin mengeong. Calon penulis harus menulis agar jadi penulis. Kalau tidak, maka akan menjadi mimpi yang tidak akan kunjung tercapai.
Itulah sekelumit tentang musuh bagi calon penulis. Anda punya musuh ketika akan menulis? Tulis komentar di bawah!
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Semoga musuh-musuh itu bisa ditaklukkan, nggih Pak Guru ? Salam sehat dan sukses selalu. Barakallah.
Terima kasih sudah menyempatkan diri membaca tulisan saya yang sangat sederhana. Semoga sukses juga untuk Ibu Raihana Rasyid.
Mantap... Sedang memerangi musuh2 tsb Semoga makin matang tulisannya
Aamiin...Sukses selalu, Bu Ai
Musuh saya yg ke-4 pak
Segara taklukan, bu Fera. Segera menulis.
siip..musuh kalau datang harus ditaklukkan yess....maksh pak .hehe