Syaiful Rahman

Guru di SMAN Plus Sukowono, Jember. Alumni IKIP PGRI Jember tahun 2003 jurusan Pendidikan Matematika...

Selengkapnya
Navigasi Web
Monopoli Menggusur  Game Online edisi “Tulisan dalam Tulisan”

Monopoli Menggusur Game Online edisi “Tulisan dalam Tulisan”

#TantanganGurusiana ke-2

Oleh: Syaiful Rahman, S. Pd

(Guru SMAN Plus Sukowono, Jember)

Ditantangan Gurusiana kali ini saya tidak menulis tulisan pribadi tetapi lebih pada mengapresiasi tulisan anak didik saya bernama Alfiansyah Baskoro.

Singkat cerita siang tadi Jumat, 31 januari 2020 saya harus mendampingi anak didik kelas XII MIPA 1 untuk belajar bersama. Siang hari dengan terik panas yang “lumayan” menyengat pada kulit tubuh. Melangkah mengayun kaki menuju kelas tersebut. Dari lantai dasar saya mendengar gemuruh tawa riang “tak biasanya” yang bersumber dari kelas XII MIPA 1 tersebut. Ada apa gerangan ?, menjadi “tanya” dalam hati. Sengaja kupercepat langkah untuk segera sampai ke kelas yang berada dilantai 2 yaitu kelas dari Alfian dkk. Hemmmm….. tak disangka sebagian besar anak didik saya bergerombol dipojok kelas, dan ternyata setelah saya dekati mereka asyik bermain monopoli, permainan yang pernah melegenda bagi kita semua. Cerita lengkapnya sengaja saya tantang Alfian untuk menulisnya. Berikut adalah tulisannya yang cukup membuat saya terkesimak.

"Monopoli Menggusur Game Online"

Tak asing didengar oleh banyak orang tentang sebuah perkembangan IPTEK yang saling berkompetisi dibidangnya masing-masing, salah satunya adalah "Game Online". Bagaimana dengan budaya lama yang terlahir dengan beragam permainan tradisionalnya ? Tentu setiap perkembangan memiliki kelebihan dan kekurangannya. Nah, salah satunya adalah yang dialami oleh siswa MIPA 1 di sekolah kami saat itu.

Awal cerita disiang hari pada jam istirahat sebelum jam pelajaran terakhir, beberapa siswa asyik bermain, bergerombol, dan saling bercanda satu sama lain. Salah satu dari mereka bernama "Pus". Dalam gerombolan itu, Pus merasa senang dengan penuh bangganya sambil berteriak "aku menaaaang!!!". Hal itu membuat semua siswa dalam kelas terbawa suasana dan ikut gembira akan kegirangan Pus tersebut. Beberapa menit kemudian, bel masuk berbunyi "kriiiing...kriiiiiiing". Mereka pun mengakhiri candaan mereka dan segera duduk membereskan permainan mereka itu.

Tak lama kemudian, datanglah Pak Say guru matematika yang mengisi jam pelajaran terakhir. Namun, Pak Say masih berdiri dan tampak heran melihat wajah Pus yang masih tampak akan kegembiraannya itu. Lalu Pak Say tersenyum dan bertanya kepada Pus, "kamu kenapa? Kok seperti yang “seneng” gitu, Pus. Mendengar hal itu Pus hanya tersenyum malu dengan wajahnya yang kemerah - merahan. Pak Say pun bertanya kepada Fair, teman sebangku Pus, "Fair, Pus itu kenapa ya ?. Fair menjawab "Pus, itu barusan main dengan temen - temen Pak". Mendengar jawaban itu, Pak Say malah penasaran. "Memangnya Pus main apa tadi ya Fair?" tanya Pak Say dengan wajah herannya. "Itu loh Pak,, Monopoli!?" ujar Fair. Hal itu membuat Pak Say merasa kaget dan teringat pada masa lalunya ketika ia bermain permainan tradisional bersawa teman - temannya ketika masih bersekolah. Kemudian Pak Say duduk, dan bercerita sedikit pengalamannya kepada semua siswa tentang perbedaan jaman antara Pak Say dan siswanya saat ini. Tentu Pak Say beranggapan siswa sekarang pastinya lebih terobsesi dengan kecanggihan teknokogi yang menciptakan beragam game onlinenya. Namun, pemikiran Pak Say mulai terbelokkan setelah mengetahui bahwa ternyata tidak semua teknologi bisa mendongkrak kemajuannnya diatas budaya tradisional dan membuat budaya tradisional musnah. Singkat cerita Pak Say bertanya kepada Pus, "lah, kenapa kok bisa main monopoli Pus ?, biasanya kamu main game online kalo sudah istirahat ?". Lalu puspita menjawab, "Iya Pak, soalnya monopoli lebih asyik “dimainin” Pak. Saya bisa kumpul bersama teman - teman kalau bermain monopoli, dan kami bisa lebih akrab lagi Pak". Pak Say merasa bangga akan kesadaran siswanya yang masih mempertahankan permainan “jadul” yang ternyata bisa menggeser game online saat ini. Kemudian Pak Say mengeluarkan buku dari dalam tasnya dan mengajak siswanya untuk memulai pelajaran dengan berbagi pemahaman materi sesama temannya. Cara ini memang sering dilakukan Pak Say untuk menguji kemampuan siswanya.

Waktu terus bergerak hingga jam pelajaran Pak Say berakhir dan Pak Say pun tidak lupa memberi motivasi kepada semua siswa akan pentingnya keakraban antar sesama teman dan menjaga budaya tradisional.

Kita tahu bahwa teknologi akan selalu meningkat dan tumbuh berkembang setiap saat. Namun, itu semua tidak bisa menghilangkan kemurnian budaya dan adat istiadat kita. Seperti halnya permainan jadul yang masih hidup diatas kecanggihan teknologi. Hal ini memberikan arti pada kita tentang pentingnya mempertahankan keutuhan dan budaya meskipun diluar sana perkembangan teknologi sudah banyak mempengaruhi sebagian dari kita.

Dari : Alfiansyan Baskoro

#Edisi mengapresiasi tulisan anak didik kita#

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Permainan saya wkt kecil di Th 80 an

31 Jan
Balas

Betul Bu....seangkatan hehehe

31 Jan

Makin mantap, Pak

31 Jan
Balas

tulisan siswanya bu

31 Jan

Terimakasih atas apresiasinya Pak. Semoga tulisan yang sedikit ini bisa bermanfaat untuk para pembacanya, amiin.

31 Jan
Balas

Amin. Bagus Mas Alfian. Mantap terus belajar bersama" menulis,menulis dan menulis" itu rumus dari gurunya Pak Syaiful.

31 Jan

terimaksih tulisannya ya.....

31 Jan

Dengan senang hati Pak...

31 Jan

Mantap bro......Jadi teringat ke masa kecilku yg juga senang main monopoli dgn teman" di kampung, lebih" saat bulan ramadhan puasa jadi gak terasa. Boleh lho aku diajak main ......ha ha ha .....

01 Feb
Balas

Siap Pak Tjandra. Monggo tulisan tentang bridge diangkat

02 Feb

Wah Keren, Bisa dikembangkan bakat alfian ini, Dan saya baru tau kalo pak tjandra juga main monopoli

01 Feb
Balas

Mantap

02 Feb

Wah ini ni

01 Feb
Balas

Alhamdulillah pak sangat mengingat kan saya akan permainan masa kecil ku

01 Feb
Balas



search

New Post