Pamula Trisna Suri

Lulusan dari FIK UNY tahun 2009, lahir di Purworejo dan tumbuh besar di kota berhati nyaman, Yogyakarta. Merantau ke Pulau sumbawa selama kurang lebih li...

Selengkapnya
Navigasi Web
Merengkuh Ciinta Galuh (Jodoh) Part 11
Hari ke-3 #Tantangangurusiana

Merengkuh Ciinta Galuh (Jodoh) Part 11

Hari ke-3 

#tantangangurusiana

Gawaiku kembali berdering, tertara nama Putra. Aku lupa belum memutuskan ikut atau tidak dengan mereka. Rasanya aku masih ingin di sini untuk dua hari ke depan. Kuputuskan untuk menolak ajakannya. 

Lagi lagi Estuti kepo, siapa laki-laki yang menelpon. Sambil berjalan pulang  menuju kos kuceritakan pertemuan dengan Ardi dan Putra.

"Ardi dan Putra asli sana?" tanya Estuti sambil membuka laptopnya. 

"Iya."

"Wuih, jangan-jangan salah satu dari mereka jodohmu. Biasanya kan gitu, merantau terus dapat jodoh di sana."

"Ngawur, kamu!" kataku sambil menarik jilbabnya hingga menutupi wajahnya. Dia tertawa puas.

"Eh, ngomong-ngomong aku masih gak percaya kamu putus hanya karena...,"

"Serius awalnya karena itu, tapi...,"

"Tapi apa?" tanya Estuti penasaran. Ia menutup laptop dan menghampiriku di kasur.

"Kamu jawab dulu tentang Agus tadi, selain kuliah lagi dia akan apa?" todongku.

"Gak jadi, besok kamu tahu sendiri. Aku udah janji dengan Agus gak akan cerita tentang dia ke kamu."

Aku berhuft pelan, dadaku sesak. Entah bagaimana hati ini selalu bergetar ketika menyebut namanya. Tak terhitung caranya inginku biasa saja, tapi tak bisa. 

"Aku tahu, dalam hati kecilmu, kamu masih mencintainya. Seperti dia juga, cuma kamu wanita yang paling dia sayang. Tapi itu dulu, gak tahu nanti."

Hatiku semakin bergemuruh, entah bagaimana kuungkapkan perasaan ini. Jika harus jujur dari hati terdalam, Agus punya tempat khusus.

"Luh, siap-siap gih, jadi jalan-jalan gak?"

Kulihat jam dinding di depanku, ternyata hampir jam 10 pagi. Kami meluncur mengendarai sepeda motor matic berwarna merah. 

"Lho, kok ke sini?" tanyaku masih duduk di jok motor enggan turun.

Estuti berhenti di sebuah cafe tempat biasa kami nongkrong bersama Agus dan teman-teman BEM lainnya. 

"Turun euy, berat nih. Kamu gendutan sih sekarang."

Haduh, bukannya menjawab pertanyanku malah meledek. Aku terpaksa turun. Sekali lagi kuluncurkan pertanyaan, kenapa berhenti di sini? Bukankah kami mau ke malioboro membeli pesanan adik-adikku sekalian oleh-oleh untuk tetangga.

Estuti memilih kursi di sudut dalam, kami duduk berdua dan memesan kopi.

"Kopi Aceh, ya, Mas," pintanya.

" Mbak e pesan apa?" tanya pelayan kepadaku.

Aku biasanya pesan vanila latte dan Agus ekspreso. Tempat ini pertama kalinya aku kenal dengan Agus. Kenapa Estuti mengajakku kesini? Batinku.

"Mbak." Sapaan pelayan cafe membuyarkan lamunanku.

"Eh, green tea panas, Mas."

"Kamu udah gak suka ngopi lagi?" tanya Estuti membuka laptopnya.

Aku tak menjawab pertanyaannya. Aku lebih penasaran kenapa dia sibuk sekali dengan laptopnya.

"Ngerjain apaan sih?" tanyaku.

"Ada yang minta dibuatkan design rumah, besok harus selesai."

"Oh, jadi di sini numpang wifi-an gitu? Oke deh."

Lima menit berlalu pesanan datang, aku minta tambah pesanan roti canai. Sambil menunggu aku berjalan melihat-lihat perubahan cafe ini. Dari kejauhan kulihat sosok yang sangat kukenali. Lelaki berpostur tegap, ramut cepak mengenakan jaket bermerk produk Eropa berjalan menuju meja kami. 

Ternyta ini maksud Estuti mengajakku ke sini. Aku belum siap bertemu dia. Bagaimana ini?Gak mungkin aku bersembunyi di balik lorong ini terus. Tas, dompet dan gawai kutinggal di atas meja. Perasaanku gak karuan. Andai saja Tas dan semua kubawa bisa saja aku kabur sendiri ke malioboro.

Logika dan batinku berperang. Antara temui atau tidak? Bagimana sikapku nanti. Aduh!

"Eh, sini Gus." Estuti setengah berteriak dan melambaikan tangannya. 

-bersambung

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Terus..??

18 Jan
Balas

Heee, belum dapat feelnya lagi kak. Besok dilanjutkan. Terimaksih sudah mampir..Salam kenal

20 Jan



search

New Post