Pamula Trisna Suri

Lulusan dari FIK UNY tahun 2009, lahir di Purworejo dan tumbuh besar di kota berhati nyaman, Yogyakarta. Merantau ke Pulau sumbawa selama kurang lebih li...

Selengkapnya
Navigasi Web
Merengkuh Cinta Galuh (Jodoh) Part 10
Hari ke -2 # tantangangurusiana

Merengkuh Cinta Galuh (Jodoh) Part 10

Hari ke-2

#tantangangurusiana

Sepanjang perjalanan Estuti bertanya banyak hal, tentang hidupku di sana, bagaimana makanannya, kenapa aku betah gak pulang-pulang dan terakhir tentang Agus.

Untuk pertanyaan terakhir aku diam. Estuti mendesak untuk bercerita, baginya hal yang mustahil aku dan agus berpisah.

Tiba di kosnya aku langsung merebahkan badan di kasur. Hampir delapan tahun kos ini gak berubah. Rapi, bersih dan wangi.

"Duh, Luh. Kamu masih aja kayak dulu ya. Sembarangan taruh barang." Estuti mengambil jilbab yang ku letakkan sembarang.

Omelannya gak kutanggapi, aku sudah terbiasa kena semburan tajamnya. Dia menjadi lebih cerewet di banding emak-emak ketika melihat barang berserakan. Apalagi aku sering menaruh barang tidak sesuai tempatnya. Ngomelnya sampai tiga SKS.

"Mandi sana," perintah Estuti.

Segera kuambil handuk yang telah ia siapkan. Aku menuju ke kamar mandi membersihkn badanku yang lengket. Perjalanan dari Sumbawa cukup melelahkan. Berharap suatu hari nanti ada pesawat dari Sumbawa langsung ke Jogja.

Setelah berpakaian rapi Estuti mengajakku sarapan di warung makan favorit kami saat kuliah dulu. Kami pergi berjalan kaki, menyusuri gang-gang sempit sambil mengenang yang tak seharusnya dikenang lagi.

"Semester depan Agus mulai kuliah lagi di sini." Estuti mengawali percakapan tanpa melihatku. Aku diam, menanti kelanjutan kalimatnya.

Beberapa menit berlalu tak ada lanjutan kalimat darinya hinga kami tiba di warung makan. Aku memesan sayur oseng jamur , kepala ayam, dan es jeruk sedangkan Estuti memesan ayam goreng kremes dan es teh. Kami duduk di sudut ruangan.

Kulihat Estuti asik dengan gawainya, aku masih menunggu kelanjutan cerita tentang Agus.

Gawaiku berdering, tertulis sebuah nama, Ardi. Kulirik Estuti, kuputuskan untuk mengangkat panggilan. Obrolan pendek basa basi menanyakan kabar dan menanyakan kenapa pesannya tidak kubalas.

Estuti menatapku tajam, "Siapa?" tanyanya.

"Ardi, baru kenal," jawabku pendek.

"Dia yang membuatmu berpaling dari Agus?"

Aku tahu dia tahu alasanku berpisah dengan Agus bukan karena orang lain. Ini jebakan, dia ingin aku bercerita dan aku tidak melakukannya.

"Ayo, makan," ajakku.

"Aah, kebiasaan!Mengalihkan pembicaraan. Bener nih gak mau tahu cerita tentang Agus? Selain mau kuliah dia juga akan...."

"Akan apa?" Akhirnya aku terpancing juga ingin tahu keadaanya sekarang.

"Makan dulu ajalah."

Perasaanku tidak enak. Duh, kenapa seperti ada sengatan listrik dalam dadaku.

-bersambung

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post