Faridah Aini

Pengajar di SMP Negeri di Bandung, bermimpi mempunyai sebuah sekolah yang dapat membanggakan orangtua, Alhamdulillah terwujud. SMP Islam Al Washliyah ... ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Dear Anak Laki-lakiku

Dear Anak Laki-lakiku

Dear anak laki-lakiku sayang,

Di umurmu yang genap 4 tahun ini kamu sudah mulai mengelap ciuman ibu saat kamu sedang senang. Padahal kamu berjanji akan terus memeluk dan mencium ibu sampai berpuluh tahun ke depan. Iya, ibu memang memaksamu berjanji.

Bukan tanpa alasan. Ibu tidak mau kamu menjadi laki-laki sok kuat yang malu memeluk dan mencium orangtuanya. Menjadi laki-laki yang menganggap peluk cium adalah hal yang lembek. Padahal tidak seperti itu, sama sekali.

“Anak ibu ini ya,” sering terdengar dari orang-orang saat kamu terus menerus hanya mau bersama ibu. “Anak ibu” sebuah panggilan yang entah kenapa berkonotasi negatif, seolah manja. Sementara “anak ayah” selalu berkonotasi positif dan maskulin, seolah anak kuat dan selalu jadi juara.

Kata orang, anak akan lebih manja ketika ibunya ada di sekitar dia. Tak salah karena ibu memang area nyaman kan bagi kita sekeluarga?

Tetap cuma ibu yang kamu cari saat kamu terjatuh dan terluka. Tetap cuma ibu yang kamu percaya untuk mengoleskan obat di antara isak tangismu. Tangis yang bagi ibu bukan hal langka. :)

Karena isakan itu hanya kau tunjukkan pada ibu seorang. Ya, kamu pernah jatuh di rumah nenek, lututmu bercucuran darah tapi yang kamu lakukan adalah menggertakkan gigi, meringis menahan tangis..

Maaf ibu waktu itu tak di sana, sayang, karena pekerjaan yang sulit sekali selesai siang. Tapi ibu diam-diam senang, ketika pulang, kamu langsung memeluk ibu dan menangis lama sekali. Tangis yang kamu tahan sejak tadi karena ingin terlihat kuat di depan semua orang kecuali ibu.

Teringat satu malam ketika kamu hampir ketiduran di pelukan ibu. Satu pertanyaan yang membuatmu tak berpikir lama untuk menjawab pertanyaan “sampai kapan tidur harus dipeluk dulu sih?” Kamu menjawab tegas “sampai udah gede!”

ibu tertawa. Tentu ibu dengan sukarela akan memelukmu sampai kapan pun kamu mau. Tapi tidak ketika kamu sudah punya istri 😂😂😂. Saat itu tiba, ibu akan di sana, siap menerima telepon kapan saja, siap mendengar ceritamu, juga pelukanmu. Jika kamu mau.

Tapi jangan pula berharap ibu akan selalu ada dan jadi bodyguard-mu. Seharusnya kamu tau itu karena toh sekarang, dan sejak dulu ketika kamu masih lebih kecil lagi, ketika ibu bilang tidak, ibu tidak akan berubah pikiran. Tidak adalah tidak.

Ketika kamu melanggar aturan, ketika kamu melawan kesepakatan, ketika kamu tak sabaran, ibu di sana untuk mengingatkan. Agar kamu tak keluar batas, agar kamu menghargai proses dan tidak selalu mau jalan pintas, agar kamu tahu bahwa yang kamu dapatkan itu karena kamu pantas.

Tak apa jadi anak ibu. Tak perlu malu jadi anak yang memang menyayangi ayah dan ibunya. Semua manusia, perempuan atau laki-laki berhak memeluk dan mencium ibunya sebanyak yang mereka bisa.

I love you, my boy.

Ibu

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap bun, Mohon maaf lahir dan batin

26 May
Balas

Makasih bumaaf lahir dan batin juga

26 May



search

New Post