Panji Amboro

Pengalaman adalah guru terbaik...

Selengkapnya
Navigasi Web

PELUKIS YANG PATAH KUASNYA

PELUKIS YANG PATAH KUASNYA

By Panji Amboro,S.Pd

SDN Sumber Canting 2 Kec Botolinggo

Kabupaten Bondowoso

Ingin membangun pendidikan di suatu daerah memang sangat sulit, kalau tidak di dukung dengan stake holder yang memiliki visi dan misi yang sama. Tokoh agama merupakan panutan utama masyarakat di sana. Ketika tokoh agama menyatakan A maka masyarakat sekitar juga mengikuti A, begitu seterusnya.

Begitu juga dengan pendidikan, banyak pengaruh dari faktor tokoh agama. Sampai pada jenjang pernikahan pun Bindere atau Lorah yang menentukan. Usia pernikanan dini memang tidak dianjurkan oleh pemerintah dan negera, karena banyak faktor yang menjadikan masalah ke depannya. Tetapi lain....

Di masyarakat saya usia muda belia sudah mulai banyak yang menikah dini, bahkan usia SD sejak kelas 4 sudah banyak yang belajar dandan dan berias. Ketika usia kelas 6 siswa putri ada yang di tunangkan atau istilah jawanya adalah lamaran. Dan bahkan pada bulan-bulan tertentu seperti Jumadil Akhir, dan Besar wali murid ada yang menikahkan anaknya yang kelas 6 dengan cara syiri.

MassyaAllah......

Generasi-generasi ini masih belum cukup umur dalam menjalani bahtera rumah tangga, bahkan suami suami mereka tidak memiliki pekerjaan yang tetap. Betapa terkejutnya saya ketika bertanya kepada salah satu tokoh agama di sana, “apa syarat kaum hawa bisa menikah di sini?”, tanya saya. “Mudah, yang pertama baligh, yang kedua bisa menggunakan arit dan cangkul bisa menikah” jawab.

OMG (Oh My God) jawab saya di hati. Begitu mudahnya.......

Dalam hati saya kenapa saya menunggu 25 th untuk menikah di daerah saya, ternyata di sini kaum Adam yang sudah baligh dan bisa menggunakan sabit dan cangkul bisa menikah. Tak heran banyak keluarga-keluarga usia muda dan belia di masyarakat. Anggapan masyarakat di sini, apabila anak gadis usia 16 th belum menikah, katanya akan jadi perawan tua atau tak Lako’

Berawal dari sinilah pendidikan di daerah saya kurang maju, bahkan dianggap daerah yang tertinggal baik PAD maupun Pendidikannnya

Bagaimana tidak....

Ketika lulus SD kami berupaya merekam jejak siswa yang lulus SD, ternyata hanya bertahan 3-6 bulan khusus alumni siswa putri. Kenapa??? Awal tahun ajaran mereka dimasukkan ke Pondok Pesantren yang memiliki lembaga pendidikan Formal di jenjang SMP/MTs, tak lama sekitar 3-6 bulan sudah dinikahkan.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post