Leader's Profile
Berbicara tentang sosok pemimpin, seluruh manusia khususnya ummat islam tahu bahwa Rasulullah SAW adalah seorang pemimpin yang sangat luar biasa. Beliau menjadi contoh terbaik untuk kita dalam hal kepemimpinan, setiap yang beliau lakukan adalah yang terbaik. Lalu bagaimana cara membentuk karakter kepemimpinan Rasulullah SAW? Sifat Rasulullah SAW yang diakui oleh semua orang bahkan kaum quraisy pada saat Rasul belum diangkat menjadi nabi adalah kejujuran. Kejujuran merupakan hal yang penting dan paling dasar dalam membentuk diri kita untuk menjadi seorang pemimpin.
Menjadi seorang pemimpin adalah sebuah tugas yang luar biasa, dan sangat berat tentunya karena ketika kita menjadi seorang pemimpin disitu kita berjanji kepada Allah SWT. Namun pada hakikatnya setiap manusia adalah seorang pemimpin untuk dirinya sendiri. Dan kepemimpinan sebenarnya adalah tugas beribadah karena Allah memerintahkan manusia ke dunia tujuannya untuk beribadah dan menjadi seorang khalifah (pemimpin).
Seorang pemimpin berjuang dan berjihad dengan kebijakannya. Seperti misalnya dalam sebuah organisasi, ketika organisasi tersebut memiliki, menjalankan program kebaikan yang bermanfaat untuk semua orang misalnya saja sebelum rapat seluruh anggota tilawah bersama, bakti social ke masyarakat sekitar, dan program-program kebaikan lainnya maka itu akan mendapatkan pahala karena bernilai kebaikan. Karena itu seorang pemimpin dapat menentukan mau dibawa ke arah mana organisasi yang dipimpiinnya, apakah menuju kebaikan atau keburukan bisa kita lihat dari program-program yang dijalankannya.
Lalu bagaimana cara untuk menjadi seorang pemimpin? Banyak orang bilang “pemimpin besar lahir dari keturunan pemimpin besar” namun hal itu dapat kita sanggah karena kebanyakan pemimpin besar, pemimpin yang sukses itu form zero to hero, mereka bukan dari keturunan atau keluarga yang terpandang namun berhasil menjadi sosok pemimpin yang hebat. Kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang memiliki jiwa yang besar.
Lalu memiliki karakter juga merupakan hal penting yang harus dimiliki seorang pemimpin, ketika seorang pemimpin tidak memiliki karakter maka ia tidak akan bisa bertahan. Selain itu pemimpin juga harus bisa menjadi teladan. Seorang pemimpin juga harus memiliki kecerdasan. Kecerdasan tersebut bukan hanyalah kecerdasan IQ namun juga kecerdasan emosi, kecerdasan fikiran, dan kecerdasan spiritual. Selain itu pemimpin harus memiliki ketegasan bukan kekerasan. Ia harus bisa mengambil sebuah keputusan. Ia juga harus memiliki rasa percaya diri dan harus inisiatif.
Dalam islam ada 4 kriteria seorang pemimpin yang dimana kriteria tersebut dimiliki oleh Nabi dan Rasul, 4 kriteria tersebut adalah Shidq, amanah, fathonah, dan tabligh. Shidq yaitu jujur, seorang pemimpin harus jujur dalam melaksanakan segala tindakannya dan tugasnya. Amanah yaitu kepercayaan yang menjadikan seorang pemimpin menjaga sebaik-baiknya apa yang diamanahkan kepadanya. Fathonah yaitu cerdas, cakap, dan handal yang melahirkan kemampuan menghadapi dan menanggulangi persoalan yang muncul. Dan terakhir dari 4 kriteria seorang pemimpin dalam islam ialah Tabligh. Tabligh adalah penyampaian yang secara jujur dan bertanggung jawab atas segala tindakan yang diambilnya.
Kita akan menemukan berbagai macam cara orang memimpin. Misalnya ada seorang pemimpin yang memberikan arahan banyak kepada anggotanya namun sedikit dukungan yang ia berikan untuk anggotanya dengan tujuan agar anggotanya berkembang, ada juga yang banyak mengarahkan dan banyak mendukung. Lalu ada pemimpin yang sedikit memberi arahan namun banyak mendukung, juga ada pemimpin yang sedikit memberi arahan dan sedikit mendukung.
Pemimpin dan bos adalah sesuatu yang berbeda. Seorang pemimpin ia berani bertanggung jawab sedangkan bos dapat melimpahkan tanggung jawabnya kepada bawahannya. Seorang pemimpin memberi arahan sedangkan bos hanya menyuruh saja. Pemimpin menyemangati dan banyak mendengar anggotanya sedangkan bos banyak bicara. Maka dari itu yang kita tanamkan haruslah jiwa atau karakter pemimpin yang baik karena ketika telah tertanam jiwa kepemimpinan di dalam diri kita, kita bisa menjadi bos yang baik tidak hanya memerintah sana sini tapi juga memberi arahan dan ikut bekerja sama.
Oleh : Aida Nur Tsalsabila
MAHASISWA STEI SEBI
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar