Peni Handoko

Yang mempunyai pengalaman sebagai pendidik PAUD kurabg lebih 9 thn, membuat pengalamana yg sangat berharga untuk karier kedepanx. Karena sebagai Pamong Belajar ...

Selengkapnya
Navigasi Web
KEGIATAN  PUNCAK TEMA
guru pendamping menjelaskan pada anak-anak di salah satu stand handuk

KEGIATAN PUNCAK TEMA

Pembelajaran pada PAUD adalah pembelajaran tematik sedang untuk penyusunan tema menjadi hak masing-masing lembaga yang berdasarkan hal yang terdekat dan di sekitar anak serta di sesuaikan dengan kondisi lembaga atau kearifan lokal setempat. Selama ini banyak orang beranggapan bahwa ganti menteri pendidikan maka kurikulum juga akan berganti. Perubahan kurikulum pada PAUD bukan karena menteri yang berganti, tetapi kurikulum harus dapat menjadi pedoman bagi pendidik untuk mengembangkan potensi peserta didik secara maksimal untuk mempersiapkan anak melanjutkan pendidikan selanjutnya. Agar kurikulum dapat menjawab semua tantangan yang akan datang, maka perlunya kurikulum yang lebih baik dan dapat mencapai tujuan pendidikan, sehingga kurikulum harus mempunyai jangkauan yang lebih luas untuk masa yang akan datang dengan perkembangan jaman saat ini sehingga anak siap secara mental, aklak dan kompetensi yang baik dalam menghadapi tantangan yang lebih kompleks dengan kemajuan teknologi dan persaingan yang sangat berat dari berbagai sektor.

Kurikulum PAUD saat ini yang di singkat K-13, berulang kali mengalami perbaikan dan penyempurnaan hal ini untuk memberikan pedoman bagi pendidik PAUD dalam mengembangkan enam aspek perkembangan anak usia dini. Perubahan itu hendaknya tidak menjadi beban bagi pendidik atau bagi orang tua dalam penerapan K-13 di satuan masing-masing. Seperti halnya dalam penyusunan tema pada kurikulum 13 PAUD yang terbaru sekarang pada masing-masing tema selalu ada puncak tema, beda dengan kurikulum 13 yang awal-awal di kenalkan di lembaga bahwa puncak tema hanya di buat pada akhir semester saja. Mengingat puncak tema ada pada masing-masing tema, sebagai pendidik PAUD hendaknya bisa mengidentifikasi kebutuhan dan hal yang terdekat dengan anak dan lebih kreatif dalam merancang puncak tema pada masing-masing tema yang sudah di tentukan sebelumnya.

Pendidik dan pengelola PAUD hendaknya membuat kegiatan puncak tema yang lebih kreatif, dengan suasana dan model pembelajaran yang berbeda dari biasanya tetapi tetap berprinsif menyenangkan, berbiaya murah tetapi juga bermakna bagi anak. Puncak tema bisa dilakukan di dalam lingkungan sekolah dan bisa keluar sekolah dengan melakukan kunjungan ke tempat-tempat tertentu sesuai dengan puncak tema saat itu. Misalnya pada tema kebutuhanku bisa dilakukan di dalam sekolah misal dengan memasak bersama atau kegiatan lainnya, sedang bila kegiatan keluar bisa di lakukan dengan mengajak anak ke swalayan, pasar tradisional, atau tempat lainnya sesuai dengan sub-sub tema yang sudah di tentukan pada tema kebutuhanku.

Banyak lembaga PAUD yang mengedepankan hasil akademik dengan lebih fokus pada perkembangan aspek kognitif anak. Para pendidik PAUD melakukan ini karena tuntutan dari kemauan para orang tua yang menghendaki anak mereka pintar “Calistung” di banding pendidikan aklak dan moral anaknya. Sehingga tidak jarang saat kegiatan keluar seperti ini, banyak orang tua beranggapan hal itu tidak penting hanya main-main saja atau gurunya malas mengajar atau kata-kata sumbang dari para orang tua. Tetapi itu merupakan tantangan bagi para pendidik PAUD untuk melakukan kegiatan puncak tema keluar sekolah dengan sukses, biaya murah dan hasil sesuai yang di harapkan.

Seperti pada salah satu lembaga PAUD di Kota Jayapura ini pada saat puncak tema kebutuhanku, lembaga ini melakukan puncak tema di salah satu swalayan. Pemilihan kegiatan keluar ini berdasarkan berbagai pertimbangan dan rencana serta tujuan yang ingin dicapai dengan kegiatan berkunjung ke swalanyan ini. Pemilihan lokasi ini karena swalayan tersebut dekat dengan lembaga, sehingga tidak memerlukan biaya untuk transportasi karena anak-anak langsung diantar oleh masing-masing orang tua ke swalayan, tempatnya luas dan aman bagi anak.

Tujuan yang ingin dicapai pada kegiatan puncak tema ini adalah, ingin mengenalkan pada anak berbagai kebutuhan seperti makanan, minuman, pakaian, perlengkapan kebersihan, dan lain-lain. Mengenalkan pecahan uang dan cara transaksi atau jual beli, anak akan tahu bagaimana cara belanja di swalayan selain itu mereka juga mengerti bila membeli itu harus menggunakan uang. Melatih kedisiplinan dan kesabaran pada anak, yaitu saat mengantri membayar belanjaan yang sudah anak pilih. Lebih penting lagi mengajarkan anak untuk jujur dan mengendalikan dan hidup hemat, hal ini penting karena pendidikan aklah dan moral harus di tanamkan sejak dini agar kedepannya anak mempunyai aklah dan moral yang baik.

Sebelum melakukan kegiatan keluar, hendaknya guru sudah merencanakan jauh hari dalam bentuk program semester dan sudah di sosialisasikan pada wali murid saat rapat awal tahun ajaran baru. Sehingga saat pelaksanaan guru tinggal membuat kesepakatan dan aturan yang harus di ikuti oleh anak-anak, yaitu anak di bagi dalam beberapa kelompok, bisa sesuai dengan kelasnya dan tiap kelompok di pandu oleh guru kelas, anak-anak harus mengikuti guru kelasnya tersebut serta tidak boleh terpisah dari kelompoknya, bila mau ke tempat lain anak harus minta ijin sama guru kelas atau pemandunya, hal ini untuk menghindari ada anak hilang ditempat umum. Memberitahu pada anak untuk membawa uang Rp. 20.000, mereka hanya boleh belanja dengan uang tersebut dan tidak boleh membeli barang di atas harga Rp. 20.000. Guru harus memberikan pengertian pada anak untuk membeli barang yang bermanfaat, yang mereka sukai, jika membeli makanan dan minuman pilih yang sehat dan kwalitasnya bagus harus melihat tanggal kadaluarsanya. Saat membayar mereka harus berbaris dan biarkan mereka membayar sendiri dengan didampingi oleh guru pendampingnya.

Kegiatan keluar merupakan pembelajaran bagi anak dengan memberikan suasana baru bagi anak dan lebih menyenangkan. Lembaga yang melakukan kunjungan keluar pada puncak tema harus merencanakan dengan baik, sebab kegiatan keluar banyak resikonya untuk itu perlu di perhatikan tentang keselamatan anak, biaya, dan manfaat bagi anak, lokasi yang dituju. Jangan sampai kegiatan keluar membuat anak menjadi bosan atau malas karena lokasinya yang jauh sehingga anak capek, tempatnya yang kurang menarik bagi anak dan juga jangan terlalu memberatkan atau menjadi beban bagi orang tua karena biaya yang mahal atau harus mendampingi untuk menjaga anak saat kunjungan tersebut. Bila setiap puncak tema harus keluar dan perlu pendamping orang tua, tentu akan menjadi beban bagi orang tua oleh sebab itu perlunya perencanaan yang matang dari pihak sekolah.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post