SUKSES BELAJAR
#TantanganGurusiana Tantangan hari ke-18
Sukses Belajar
Terkadang yang terjadi di dunia pendidikan kita sekarang adalah kurangnya kerjasama antara guru, orang tua dan siswa. Seharusnya ketiga komponen tersebut harus lah bersinergi dengan baik sehingga apa yang dicita-citakan akan dapat dicapai dengan baik. Tidak hanya guru di dekolah saja yang punya tanggungjawab untuk mendidik siswa, namun lebih banyak kepada orang tua yang seharusnya memberikan perhatian kepada anak-anaknya di rumah. Di sekolah hanya beberapa jam, tapi di rumah lebih lama dan lebih banyak berinteraksi dengan orang tua. Namun sayang kadang kala yang kita temui adalah karena orang tua sibuk bekerja, pergi pagi pulang sore, atau malam, saat pulang kondisi capek, kemungkinan kecil akan memperhatikan sekolah anaknya. Ayah hanya tau anaknya ada di rumah sudah belajar atau belum yang penting ada di kamar. Pernahkah ayah menengok ke kamar anaknya dan duduk sebentar di dekat anaknya seraya menanyakan bagaimana di sekolah hari ini, ada apa di sekolah dan lain-lain.
Kalau dulu saat anak masih kecil, masih lucu-lucunya saat pulang bekerja yang dicari adalah anaknya dulu digendong dan diciumi, saking bahagianya dan perhatian kepada anaknya. Namun saat anak telah beranjak besar, sudah sekolah SD, SMP, SMA, perhatian itu mulai luntur dan kadang lupa. Karena luntur dan semakin terkikis oleh semakin sibuknya orang tua, kadang perhatian menjadi kurang. Sebagai kompensasi kepada anak maka semua permintaan anak dituruti tanpa memikirkan akibat yang akan terjadi kelak dikemudian hari.
Di sekolah anak diberikan pelajaran yang harus diulang di rumah, namun sering kali anak lebih memilih bermain game daripada mengerjakan tugas atau mengulang pelajaran. Hal ini terjadi karena kurangnya perhatian dan pendampingan orang tua di rumah. Sehingga anak lebih asyik di kamar bermain game atau main yang lainnya di gawai yang mereka punyai. Berselancar di dunia maya lebih asyik bagi mereka daripada berbincang-bincang dengan orang tua sambil makan atau sekedar santai di ruang keluarga walau sebentar. Kemajuan teknologi telah merenggut keakraban keluarga. Anak-anak lebih akrab dengan gawainya daripada dengan orang tua, maka semakin lunturlah adab kesopanan kepada orang tua. Kepada orang tua tidak lagi hormat dan bertutur kata yang lemah lembut sebagaimana diajarkan agama. Kepada orang tua tidak lagi menghargai, yang penting ada uang jajan selesai sudah semua urusan. Orang tua juga sering melupakan bagaimana harus menyapa anaknya setiap mau berangkat ke sekolah atau saat ayahnya akan pergi bekerja. Maka kemerosotan moral yang akhirnya akan membawa masalah di kemudian hari bagi orang tua. Di sekolah sering tidak mengerjakan tugas atau sering terlambat, atau malas mengikuti pelajaran, karena tidak suka ini tidak suka itu berbagai alasan yang akhirnya beralasan pusing dan pergi istirahat di UKS.
Oleh karena itu, sebagai orang tua ada beberapa hal yang dapat diterapkan kepada anak-anak kita sermua sehingga anak-anak kita menjadi betah belajar dan mudah menyerap apa yang dipelajari di sekolah, dan hal ini harus diberikan contoh oleh orang tua. Hal tersebut adalah :
1. Bersemangat menghidupkan malam-malam untuk berkegiatan positif, diantara waktu maghrib dan isya. Waktu tersebut adalah waktu yang sempit namun sangat barokah dan sangat mudah menyerap ilmu pengetahuan yang dibaca. Itulah sebabnya sering ada pengajian setelah maghrib sampai isya, karena waktu itu memang sangat bagus untuk belajar. Gunakan waktu tersebut untuk mendampingi anak-anak kita belajar di rumah. Atau untuk mengirim anak kita ke tempat les. Jika anak-anak kita belajar di rumah, maka pastikan suasana pada waktu tersebut tidak diganggu oleh pekerjaan lain, seperti nonton sinetron, atau bermain gawai yang akan menyita perhatian dan waktu. Sehingga waktu terbuang percuma tanpa memperoleh tambahan ilmu pengetahuan yang berguna. Waktu yang lain yang sangat barokah untuk belajar adalah sebelum subuh, oleh karena itulah agam kita mengajarkan sholat malam, karena setelah sholat malam menjelang subuh, itulah waktu yang sangat baik untuk belajar. Untuk melakukan hal tersebut tentu anak-anak tidak akan mampu melakukannya sendiri secara langsung. Maka orang tua harus ikut andil dalam memberi contoh untuk bangun sebelum subuh. Jika orang tua bangun sebelum subuh, maka bangunkan juga anaknya untuk belajar. Hal lain yang harus disiplin adalah waktu tidur yang tidak terlalu larut malam, sehingga pada saat harus bangun sebelum subuh tidak merasa berat. Dengan semangat mengisi waktu malam dengan belajar insyaallah akan tertanam disiplin untuk menggunakan waktu efektif antara maghrib dan isya.
2. Mengulang secara terus-menerus. Pelajaran di sekolah harus diulangi lagi di rumah, jangan sampai sepulang sekolah tas diletakkan di atas meja, dan ditinggal main, lalu besok pagi ketika akan pergi ke sekolah tas baru disentuh dan dibawa lagi. Pelajaran, ilmu pengetahuan harus diulang dan diulang secara terus-menerus sampai semuanya dipahami dan dimengerti dengan baik. Untuk mengulang itulah diperlukan pendampingan dan perhatian orang tua di rumah. Memang terkadang orang tua sudah tidak mampu lagi mengikuti pelajaran anak-anaknya, namun perhatian dan pendampingan serta dukungan saat anak belajar itu yang harus dilakukan oleh orang tua. Mendukung artinya menyediak waktu untuk tidak melihat sinetron, atau bermain gawai di depan anak yang sedang belajar. Jika harus menerima panggilan telpon, maka upayakan untuk tidak ngobrol lama di dekat anak yang sedang belajar, itu adalah bentuk dukungan orang tua kepada anak yang sedang belajar.
3. Bercita-citalah yang tinggi. Sebagaimana Bung Karno mengatakan gantungkan cita-cintamu di langit, jika pun jatuh, maka akan jatuh di awan. Artinya bercita-citalah yang tinggi dan berusahalah dengan sungguh-sungguh untuk meraihnya. Persiapan yang baik akan pencapaian cita-cita itu haruslah dimulai dari sejak dini. Cita-cita yang hebat akan menjadi mesin pendorong untuk lebih baik dalam belajar dan menyiapkannya. Tidak ada cita-cita tercapai tanpa usaha keras dan belajar yang giat. Oleh karena itu orang tua juga harus mengatahui cita-cita anak dan mendukungnya dengan baik. Ketahui bakat anak dan minat anak di mana, apakah sesuai dengan cita-citanya atau tidak. Jika cita-citanya sesuai dengan hasil tes bakat dan minat, maka itu adalah sesuatu yang harus didukung. Namun kadang sering terjadi konflik antara orang tua dan anak-anaknya saat menentukan pilihan. Kadang pilihan anak tidak sesuai dengan keinginan orang tua yang akhirnya menjadi konflik. Maka dari awal bercita-citalah dan sampaikan kepada orang tua apa cita-cita anak-anak kita semua.
Semoga tulisan yang sekelumit ini dapat menambah wawasan kita semua, dan pada akhirnya kesuksesan kita, kesuksesan anak-anak kita dapat tercapat dengan mudah karena telah dipersiapkan sedini mungkin.
Tantangan hari ke19
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Diperlukan kolaborasi guru dan orang tua dalam belajar siswa. Sukses selalu dan barakallahu fiik
aamin. terima kasih bu