Titip rindu buat ayah
Kami sedang di perjalanan menuju sebuah supermarket untuk mencari sepatu buat si bungsuku yang pertumbuhannya sangat cepat. Jadi sepatunya yang baru 6 bulan sudah sempit dan jebol pula.
Kebiasaan kalau di mobil pasti nyesel musik untuk menghilangkan kebosanan. Kunikmati lagu lagu lawas penyanyi tempo dulu. Sampai pada lagu ebiet g ade.
"Di matamu masih tersimpan selaksa peristiwa
Benturan dan hempasan terpahat dikeningmu
Rambut mu yang dulu hitam legam terbakar matahari
Kini Kurus dan terbungkuk
Hmmm ..kau nampak tua dan lelah
Keringat mengucur deras, namun kau tetap tabah
Namun semangat tak pernah pudar
Walau langkahmu kadang gemetar
Kau tetap setia
Ayah...dalam hening sepi kurinduuu
Untuk ..menuai padi milik kita
Tapi kerinduan tinggal hanya kerinduan
Anakmu sekarang banyak menanggung beban"
Tak terasa air mataku menetes. Pikiranku melayang 20 tahun yang lalu masih bersamanya. Bapak..sosok yang sangat menyayangi ku. Karena kehadiran ku yang sangat didambakannya. Dan begitu bahagianya beliau ketika mamakku melahirkan aku, tak percaya. Begitu dulu kudengar ceritanya. Makanya aku diberi nama PERTAMAWATY. Anak pertama yang perempuan.
Aku dilimpahkan kasih sayang...dan ah..Begitu banyak kenangan bersama bapak tercinta.
Silahkan pembaca membacanya nanti di buku memoar yang kutulis ya.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar