BERAKHIRNYA SEBUAH TANTANGAN

Manusia hidup pasti memiliki tantangan. Tantangan dalam hidup merupakan ujian untuk tetap bersyukur. Lain halnya uji nyali sebagai tantangan yang luar biasa. Uji nyali untuk mengetahui seberapa kuat dapat bertahan dalam tantangan yang diberikan. Biasanya uji nyali tersebut dilakukan dengan membuat taruhan. Banyak yang melakukan uji nyali dengan cara melakukan suatu permainan yang sangat ekstrim. Kita dapat menyaksikan uji nyali di televisi. Ada tantangan yang bertahan di rumah yang penuh hantunya. Ada yang berusaha menyelesaikan tantangan dengan memakan anak tikus hidup-hidup. Ada yang makan-makanan yang bercitarasa pedas, asin, manis, sebanyak-banyaknya dengan waktu yang telah ditentukan. Ada pula yang melakukan tantangan dalam kolam renang untuk menahan nafas selama beberapa menit. Tantangan yang diberikan seakan diluar kemampuan nalar manusia. Bisa dikategorikan hal yang sangat gila untuk dilakukan. Keseruan yang didapat dari kegilaan tantangan yang memicu adrenalin.

Guru pun suka melakukan tantangan. Salah satunya adalah tantangan menulis selama 30 hari, 60 hari dan 90 hari, di dalam web blog gurusiana. Dengan beberapa aturan yang telah disampaikan. Peraturan yang selalu harus diingat adalah apabila satu hari tidak dapat menyelesaikan tugas menulisnya maka pengulangan kembali kepada penulisan yang awal. Sungguh tantangan yang termasuk gila. Kenapa gila? Guru dituntut atau pun dipaksa untuk dapat mengeluarkan ide kreatifnya dalam tulisan. Bagaimana bisa seseorang melakukan pekerjaan menulis dengan paksaan? Kembali kepada manusianya sendiri, apakah dengan cara diberikan tantangan maka ide gila pun muncul tak terbendung dalam pikirannya. Atau bahkan malah tak memiliki ide. Seakan merupakan beban berat yang harus dilakukan. Lebih gilanya adalah apakah dapat menjadi penghasilan sampingan dalam menulis di akhir tantangan tersebut? Apakah tulisannya menarik atau bahkan dapat mempengaruhi pembacanya? Banyak sekali pertanyaan yang mungkin saja membutuhkan jawaban maupun sebaliknya. Lain halnya dengan motivasi yang dimiliki tiap orang dalam melakukan tantangan. Ada yang menginginkan untuk menjadi sang juara sehingga mendapatkan sejumlah uang sebagai penghargaannya. Apabila mendapatkan uang merupakan penghargaan akan penulisan serta suatu kebanggaan ketika mendapatkan bonus/ hadiah. Ada yang hanya berlatih supaya ide-ide yang dalam pikirannya dapat terealisasi. Maksudnya semakin orang banyak terlatih semakin terampil dalam bidang yang digelutinya. Ada yang juga belajar dari keterpaksaan. Mungkin saja akan berdampak pada hasil karyanya yang akan diminati atau sebaliknya bahkan tak menarik untuk dilihat mata. Ada pula yang mengambil hikmatnya serta menilai diri sesuai dengan standar yang diberikan secara pribadi. Banyak kepentingan orang akan menuntaskan penulisan yang termasuk tantangan di dalam media gurusiana. Saat ini penulis bertujuan untuk melatih diri dalam penulisan. Tidak hanya itu saja penulis juga berharap langsung dapat ide-ide kreatif ketika berada di depan laptop. Penulis ingin membuktikan judul pada buku “menulislah setiap hari dan buktikan apa yang terjadi”. Penulis juga berlatih supaya gaya bahasa yang disajikan dapat dinikmati baik secara pribadi maupun umum. Sehingga penyajian tulisan pun dapat bervariatif.

Ada suka duka dalam melaksanakan penulisan. Duka yang dialami penulis ketika menyelesaikan tulisannya yakni waktu yang kurang untuk mengerjakannya. Penulis akan membagi waktunya dalam bekerja, mengurus keluarga dan juga melakukan penulisan soal-saol sekolah dan lain-lain. Ide yang tidak kunjung datang merupakan kendala serta masalah yang dihadapi. Kalau pun datang pada saat tidak ada di depan laptop atau bahkan pada saat mau tidur. Hilanglah sudah apa yang harus dituangkan dalam penulisan. Walaupun sudah ada teknologi untuk merekam suara yang akan menjadi tulisan sepertinya akan mengganggu keluarga yang sedang istirahat. Ketika Wi-Fi mengalami naik turun jaringannya sehingga sulit untuk meng-upload tulisan di blog gurusiana. Pada saat padam listrik sementara laptop tidak menggunakan baterai, maka lengkaplah sudah penderitaan. Rasa sedihpun terus bergelayut itupun hanya sementara ketika ide muncul langsung terus bertindak tanpa ampun tentunya. Semangat untuk menuntaskan merupakan suatu rasa suka yang amat sangat mendalam. Apalagi setelah berhasil menyelesaikan satu tema dalam penulisan. Ada rasa bangga dan rasa tak percaya bahwa dapat menuliskan sebuah opini maupun cerita pengalaman yang dialami sang penulis.