PESTA LIANA SILALAHI

Saya seorang guru biasa yang ingin menjadi guru luar biasa namun tak binasa...

Selengkapnya
Navigasi Web
KLEPTO (Tantangan hari ke 7)
MENCOPET

KLEPTO (Tantangan hari ke 7)

KLEPTO

Setiap hari selalu berinteraksi manusia yang satu dengan yang lainnya. Berinteraksi saling menyapa serta saling berbagai cerita kehidupan. Kadangkala ada yang dapat dipahami ada pula yang hanya sebagai pemanis dalam pertemanan. Hidup seperti panggung sandiwara. Memiliki peran yang sangat penting dalam setiap lakonnya. Ada yang melakonkan menjadi antagonis ada pula yang melonkolis. Ketika melakonkan antagonis betapa sangat kejamnya karakter yang dimiliki. Seakan dia yang paling berkuasa atas apa yang dia miliki maupun orang lain miliki. Seperti hukum riba siapa kuat dia sebagai penguasa. Apakah kita manusia masih menggunakan hukum rimba? Tentu saja tidak maka dibuatlah hukum-hukum yang berlaku untuk menindak manusia yang melanggar. Manusia masih penuh dosa dan juga memiliki batang reptile yang ada kalanya dia akan menjadi ganas tak terkendali.

Hukum yang harusnya dapat ditaati. Namun banyak yang terjadi pelanggaran akan hukum itu sendiri. Sebagai contoh pelanggar lalu lintas kebanyakan yang menggunakan motor sebagai alat transportasi. Banyak pengemudi motor yang melanggar lampu lalu lintas. Ada pula yang melawan arus ketika macet. Memburu waktu hanya sebagai alasan untuk membela diri dalam pelanggaran. Hal yang sering dilakukan adalah tidak menggunakan helm untuk melindungi kepalanya walau jarak yang ditempuh tidak terlalu jauh. Seakan nyawanya tak berarti atau mungkin merasa memiliki 1000 nyawa. Banyak pelanggaran yang mungkin saja disadari oleh para pelakunya. Karena kebiasaan serta tidak adanya edukasi dalam berlalu lintas maka para pengendara menganggap enteng segala sesuatunya. Sehingga yang akan terjadi seperti bagaimana usaha orang tersebut untuk dapat mempengaruhi orang lain bahwa dia tidak bersalah. Atau bahkan menggunakan jasa calo untuk membela diri dari kesalahan yang dilakukan. Biasanya banyak pelanggaran yang lebih galak kepada orang yang memberikan nasehat.

Semua yang terjadi dalam pelanggaran merupakan suatu karakter yang mungkin sudah tertanam sejak dini dari keluarga atau bahkan hanya ikut-ikutan saja tergantung sikonnya. Ketika satu orang melakukan pelanggaran maka akan diikuti oleh yang lainnya. Seperti sikon yang ada pada pengendara sepeda motor dalam keadaan macet akan berusaha untuk mencari jalan pintas. Jalan pintas tersebut menggunakan trotoar sebagai jalan untuk dapat melintasi kemacetan. Tanpa memperdulikan pengguna jalan yang lainnya. Merasa bersalah tentu saja tidak karena merasa memiliki julukan penguasa trotoar. Pejalan kaki pun menjadi tersisih dan tidak nyaman oleh para pengendara. Banyak pengendara sepeda juga melakukan pelanggaran. Sudah diberikan jalur khusus untuk sepeda malah tidak dipergunakan.

Ada lagi kasus lainnya ketika kita memiliki barang namun ada orang lain yang mengingini barang tersebut. Mengambil secara tidak sepengetahuan yang punya maka dikategorikan pencuri, maling, penguntil, pencopet, apapun itu namanya tentu saja tidak dibenarkan oleh semua agama yang ada di Indonesia. Setelah mengambilnya dia merasa tak bersalah. Keadaan yang demikian sering kita kategorikan sebagai klepto. Sering kasus klepto terjadi di sekolah. Banyak barang dari teman-temannya hilang walaupun yang mengambil/ pelakunya anak orang kaya. Biasanya dilakukan dengan kesadaran namun di maafkan karena memiliki penyakit klepto. Apakah hal itu dapat dibenarkan sebagai pembelaan diri? Klepto pun merupakan pelanggaran yang dilakukan. Akan banyak pencuri, maling, penguntil, pencopet, mengatakan bahwa mereka klepto untuk pembelaan diri. Hal tersebut bukanlah solusi untuk membenarkan yang salah atau sebaliknya. Di sinilah peran keluarga, guru, Ustad, Ulama, Pendeta, berperan dalam membentuk karakter. Mungkin ketika kalimat jangan mengigini milik sesamamu manusia maka akan terngiang-ngiang dan tidak akan melakukan. Oleh sebab itu kita harus tetap waspada akan orang-orang yang mencari kesempatan dalam kesempitan.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Harus selalu diingatkan dan dipantau. Sukses selalu

21 Jan
Balas

Terimakasih ibu

21 Jan

mungkin diteraphy jg bisa ya

21 Jan
Balas

Iya bu

22 Jan



search

New Post