Petrus Pito, S.Pd., Gr.

Lahir di Lewolera - Lembata, Tanggal 27 April. Aku Hanyalah Seorang Guru di Pelosok Negeri Ini. Aktivitas Sekarang Mengabdi Sebagai Guru Garis Depan, Mengajar ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Tarian Cakalele dan Tarian Sawat Dalam Lomba
Peserta Lomba Dari SDN 10 Fena Leisela dan SMPN 18 Buru

Tarian Cakalele dan Tarian Sawat Dalam Lomba

 

Dalam kegiatan ini, SMPN 18 Buru dan SDN 10 Fena Leisela dari kampung Kaktuan tergabung dalam satu tim untuk dua jenis lomba (Tarian Cakalele dan Tarian Sawat) dalam kegiatan yang dilaksanakan berpusat di Wamlana, ibu kota Kecamatan Fena Leisela.

Satu bulan sebelumnya sudah ada edaran dari  Kepala Dinas Pendidikan, akan adanya beberapa kegiatan dalam merayakan HUT Proklamasi RI Tahun 2019. Masing-masing sekolah boleh berpartisipasi dalam kegiatan itu. Ada beberapa jenis mata lomba untuk kategori siswa jenjang SD dan SMP. Setela adanya surat edaran tersebut, niat dari aku dan beberapa teman guru SD Negeri 10 Fena Leisela, dari obrolan santai menghasilkan kesepakatan untuk mengambil bagian dalam kegiatan ini. Kami memilih, untuk bertarung dalam dua jenis perlombaan yaitu Tarian Cakalele dan Tarian Sawat.

***

Setelah melakukan seleksi terhadap beberapa siswa, kami melakukan pendekatan terhadap beberapa orang tua untuk membantu memberikan latihan. Setelah ada kesepakatan dan persetujuan dari orang tua, kami pun berlatih selama dua minggu. Kegiatan ini merupakan yang pertama kalinya, kedua sekolah dari kampung Kaktuan untuk ikut serta di dalamnya.

Semakin mendekati hari pelaksanaan lomba, siswa-siswi yang terpilih sebagai penari makin rajin untuk berlatih. Mereka sudah terbiasa dengan tarian ini. Orang tua yang ikut mendampingi dalam latihan hanya memberikan arahan terkait variasi bentuk barisan agar terlihat lebih kompak dan atraktif. Gerakan para siswa tampak luwes,mengikuti  irama tabuhan tifa dan gong yang ditabuh oleh empat orang siswa lainnya. 

Namun, ceritanya seakan berubah dengan adanya rasa ragu dan khawatir dari beberapa orang tua yang anak-anaknya akan diberangkatkan untuk ikut serta dalam kegiatan ini. Ada siswa yang sudah mengikuti latihan dalam dua minggu terakhir, tetapi mendekati hari kegiatan dan akan berangkat ada yang tidak mengijinkan anak mereka. Namun usaha dan pendekatan untuk meyakinkan orang tua, ada empat belas siswa yang terdiri atas enam siswa SMP dan delapan siswa SD diizinkan orang tuanya ikut serta dalam kegiatan ini. Dengan semangat yang ada kami pun berangkat ke Wamlana.

***

Tibalah saatnya, hari dilaksanakannya lomba tarian  Cakalele dan tarian Sawat Buru.  Sebelum berangkat ke lokasi acara perlombaan, para siswa terlebih dahulu berkumpul di rumah Pak Carles. Di sana mereka dirias dan dipakaikan kostum. Karena lomba ini baru pertama bagi para siswa, kami meminta mereka untuk tampil percaya diri dan semangat di depan penonton yang ramai.

Sesuai dengan hasil undian sebelumnya, kelompok tarian Sawat terlebih dahulu tampil dengan nomor undian 5 di sesi pagi. Sedangkan kelompok tarian Cakalele, mendapat nomor undian 3 di sesi sore. Di lokasi kegiatan, tampak peserta dari sekolah lain sedang menampilkan tarian Sawat. Peserta dari sekolah kami masih menunggu antrian untuk tampil. Suara tabuhan tifa dan gong terdengar semarak sepanjang acara lomba. “Tampilan selanjutnya, gabungan dari SMP Negeri 18 Buru dan SD Negeri 10 Fena Leisela, kampung Kaktuan”, terdengan suara panitia memanggil dari balik pengeras suara.

Sekelompok gadis manis dengan kebaya berdiri berderet dan bersiap berjalan masuk menuju pelataran panggung perlombaan. Panas yang begitu menyengat seakan tidak menghalangi mereka untuk menampilkan sebuah kesenian khas Maluku dalam bentuk tarian yang bernama tarian Sawat. Mereka siap di depan pelataran dan tarian Sawat pun siap ditampilkan.

Bunyi tabuhan tifa mulai terdengar bertalu-talu menarik perhatian semua penonton yang hadir saat itu. Tifa dan gong ditabuh oleh beberapa siswa dengan penuh energi, mengiringi penari yang sedang menampilkan tarian Sawat  Buru. Riuhan dan sorak penonton menambah semangat para penari yang bergerak lincah. Kostum yang mereka kenakan pun tampak menyatu sempurna dengan keindahan gerakan tari yang disuguhkan.  Lenggak-lenggok mereka di atas panggung, bertambah semangat dengan tepukan tangan yang semakin menggemuruh.

Kurang lebih sepuluh menit di atas panggung. Mereka dapat memberikan suguhan yang menarik lewat gerakan-gerakan lincah yang menghibur. Tampak dari wajah-wajah mungil mereka ada semangat yang terus menyala. Mereka sebenarnya mempunya potensi yang perlu dikembangkan. Namun, terabaikan selama ini. Tentu lewat perlombaan kali ini, menambah semangat mereka untuk kegiatan-kegiatan selanjutnya. Setelah selesai tampil, kami pun pulang sebentar ke rumahnya kepala sekolah untuk beristirahat sambil menunggu perlombaan tarian Cakalele yang akan diadakan sore harinya.

Waktu menunjukan pukul 15:00 WIT. Kami pun berangkat dari rumahnya kepala sekolah menuju lapangan perlombaan. Setibanya kami di sana, lapangan sudah ramai dengan peserta dari beberapa sekolah yang mendahului. Tampak penonton juga sudah memenuhi tempat yang menjadi arena perlombaan yang dibatasi menggunakan tali. Karena tarian Cakelele ini membutuhkan areal yang luas maka, panggung yang digunakan untuk tarian Sawat tadi tidak bisa digunakan. Tarian ini, berlatarkan tanah lapang sepak bola Wamlana. Beberepa saat di lapangan, terdengan suara panitia meberikan  informasi kalau perlombaan segera dimulai. Masing-masing sekolah dengan dengan guru-guru pendamping tampak sibuk mengatur siswanya yang akan tampil. Tidak ketinggalan, aku dan beberapa teman guru SD Negeri 10 Fena Leisela juga sibuk mengatur peserta yang akan tampil. Merek sudah dirias dari rumah sebelumnya. Kostum dengan kombinasi hitam-hitam, menggunakan penutup kepala yang disebut dengan 'Lenso atau Lestari'. Dengan atribut lomba berupa parang dan tombak. Wajah dicat warna hitam gelap bagai prajurit yang siap menuju medan perang. Empat orang yang bertugas menabuh tifa dan gong juga siap dengan atribut dan perlengkapannya masing-masing.

Beberapa saat kemudian, terdengar suara panitia memanggil dari balik pengeras suara, “Tampilan selanjutnya, gabungan dari SMP Negeri 18 Buru dan SD Negeri 10 Fena Leisela, kampung Kaktuan”. Dengan gagahnya mereka masuk menuju arena perlombaan.

Mereka menari dengan gerakannya yang khas mengikuti genderang musik pengiring. Gerakan mereka lebih didominasi oleh gerakan lincah sambil tangan memainkan parang dan tombak serta gerakan kaki berjingkrak secara bergantian dan dihentakkan dengan cepat mengikuti iringan musik tifa dan gong.

Irama yang dimainkan dengan tempo yang cepat, layaknya genderang perang pada zaman dahulu, sehingga dapat memicu semangat para penari dan tak jarang membuat para penonton terbawa dalam suasana tersebut. Gerakan para penari semakin lama, semakin lincah dan bersemangat. Tepukan tangan dan sorak penonton menambah semangat mereka sore itu. Kadang irama yang dimainkan bisa jadi kode saat berganti gerakan atau formasi para penari. Kostum yang mereka kenakan tampak menyatu sempurna dengan keindahan gerakan tarian yang disuguhkan.  

Dua kelompok penari yang ikut berpartisipasi dalam lomba tarian Sawat Buru dan tarian Cakalele telah tampil. Namun pengumuman kejuaraan akan diumumkan keesokan setelah upacara bendera 17 Agustus. Keesokan setelah upacara bendera, tidak menunggu lama, perwakilan juri akhirnya mengumumkan juara lomba beserta skor masing-masing. Hasil pun tidak mengecewakan. Juara II Lomba 'Tarian Sawat’ kategori peserta tingkat SD dan SMP tingkat Kecamatan Fena Leisela. Satu prestasi yang bagi mereka (siswa) sangat luar biasa. Hadiahnya satu piagam penghargaan berupa piala tetap dan uang tunai. Namun, tarian Cakalele, sekolah kami belum berhasil menjadi pemenang. Mimik kecewa tampak menghiasi wajah mereka. Kami pun berusaha memberi semangat dan motivasi. Mereka pun menyadari bahwa kegagalan bukanlah sebuah akhir, justru akan menjadi pelajaran yang sangat berharga.

bersambung...

 

#GuruPelosok

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

keren...tulisan yang mneginspurasi. semoga makin sukses teman gurusianer

08 Jun
Balas

Terimakasih Pak, salam Literasi

08 Jun



search

New Post