Niatku ini disambut baik oleh semua orang tua yang hadir pada saat itu. Beberapa orang tua malah memberikan masukan kepada pihak sekolah melalui komite sekolah. Bahwa mereka sepakat akan membantu mengumpulkan uang, masing-masing Rp. 100.000,- setiap bulannya. sehingga uang yang terkumpul nantinya akan digunakan untuk membantu membeli bensin. Hal itu tentu saja disambut gembira oleh pihak komite sekolah. Mereka sangat bangga, karena sudah bisa ikut terlibat menjadi bagian di dalamnya.

Sedangkan laptop sudah ada dua (punyaku dan milik kepala sekolah SD Negeri 10 Fena Leisela yang akan ku pinjam), satunya lagi sudah aku sampaikan ke Ibu Pendeta setempat dan beliau mengiyakan untuk dipinjamkan nanti. Tetapi laptopnya diambil saat kegiatan bimbingan berlangsung, setelah selesai bimbingan dikembalikan lagi. Begitu seterusnya sampai kegiatan bimbingan berakhir. Bermodalkan tiga laptop yang ada, kegiatan bimbingan pun berjalan.

Kegiatan bimbingan berjalan lancar sesuai apa yang kami rencanakan. Sampai pada tahap simulasi tanggal 2-4 Maret 2020. Namun, untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Persiapan yang sudah kami lakukan tidak sampai pada puncak pelaksanaan UN. Tentu semua kita tahu, bencana besar virus Corona melanda negeri ini. Bukan hanya di Indonesia, bahkan seluruh negara di dunia ini turut merasakan dampaknya. Bencana ini, menyebabkan berbagai aktifitas dihentikan.

Melalui keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bapak Nadiem Makarim, kegiatan belajar mengajar untuk sementara di hentikan. Belajar dari rumah. Selanjutnya sampai kepada sebuah keputusan, UN Tahun 2020 ditiadakan. Mereka kini adalah salah satu angkatan yang telah tercatat dalam sejarah Pendidikan di Indonesia. Mereka lulus tanpa ujian. Selamat jalan anak-anakku, semoga cita-cita kalian tercapai. Satu harapanku, semoga kalian berlima suatu saat nanti pulang dan menggantikan aku di tempat ini.

Selesai.

#GuruPelosok