Balasan terpampang (H 8)
Balasan Terpampang
Tatkala langit retak berkedip
Bunga-bunga arsy runtuh melejit
Dentuman tanah berapi mulai memekik
Gundukan suci terbongkar terjungkal
Gagap bercakap bertemu si penimbang dosa
Sang khaliq geram akan kemunafikan ulama
Terpecik darah bayi pezina
Kedurhakaan sengit mencungkak
Kesombongan semarak memuncak
Sebegitu hinanya wahai pendosa
Bangkit… manusia bangkit!
Setelah tertidur pulas mengasah asa
Tertimbun tanah bersama amal
Gelap… sendirian di temani kecemasan
Kini saatnya petaka dipertanggung jawabkan
Hingga waktu suram terbahak
Lautan api menggelegak
Rakus melahap sang pemilik raga
Darah dan nanah menjijikkan
Terlukis membalut pendosa
Terkikis harapan kebahagiaan
Bersama dosa para durjana
Pedih…
Sungguh pedih masa suramnya pembalasan
Teriring menuju ruang penghakiman
Jeritan membias penuh pergolakan
Dosa-dosa tersingkap dalam manja
Hidup dalam angkuh yang mengeruh
Neraka tempat singgasana
Merinai raut muka berbuncah suka
Melangkah dengan jejak kekalemannya
Menuju ruang kenikmatan tiada muara
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar