Biarlah Waktu Berbicara (Tantangan Hari ke-5)
Bumi megah terkuah
Gunung terhampar mengakar
Langit tersusun dengan kokoh
Manusia tercecah didalamnya
Begitu nikmat cakrawala
Manusia terkikik bahagia
Mengangkasa dalam satu irama
Hingar bingar tak terpikir Sang kuasa
Tersontak nass saling bertanya
Mengernyit lesuh keruh
Pucat memucat merebak layu
Decah gelisah mengharu biru
Terbayang selongsong mencengkeram
Teriakan memporakporanda jagat raya
Jeritan tangisan merekah dimana-mana
Puing-puing membias sarut marut
Rata…… bumiku berdansa
Terpisah dengan sanak saudara
Berlari entah kemana pergi
Mengikuti kaki menyelamatkan diri
Hingga ajal menjemput diri ini
Bangkit… bangkit!
Keadaan yang memilu
Berjalan menyusuri hamparan berdebu
Menetes air mata sesal mendayu
Wahai pembawa dusta kalbu
Harapan syurgamu kini semu
Penyesalan terus menyerbu
Dzikir tlah basah dilidahmu
Allahuakbar…
Reretan kata yang kau decahkan
Terlambat…
Terlambat kau durjana
Sungguh malang nasibmu
Yang dulu kau hina
Kini berbahagia di syurga
Sedangkan kau
Disiksa dalam buai api neraka
Sendiri…
Pedih, perih menyayat tergelepak
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Luar biasa puisinya. Salam sukses selalu.