Bingung Setengah Lucu (H 1)
Bepergian dengan kereta api adalah hal yang biasa kita lakukan. Apalagi masa sebelum Pandemi Covid-19 muncul di Indonesia. Yang dinamakan stasiun kereta api pasti banyak orang berjubel mulai dari antre tiket, pengantar sanak saudara yang bergelimpangan di lantai-lantai sampai pada penjual makanan yang berkeliaran, walau notabene sekarang sudah tidak diperkenankan pedagang asongan masuk ke area stasiun kereta api.
Masa pandemi belum berakhir, setelah kurang lebih 8 bulan masyarakat dihimbau di rumah untuk tidak bepergian alasan memutus mata rantai penyebaran virus Corona. Tiba-tiba sampailah pada himbauan pemerintah dengan istilah new normal pada 2 Juni 2020. Istilah yang sekarang tidak asing lagi bagi masyarakat. Dengan riang dan gembira masyarakat beramai-ramai keluar rumah. bepergian ke tempat rekreasii yang sudah mulai dibuka, Mall-mall, rumah makan, tempat nongkrong, dan lain-lain.
Pusat-pusat pelatihan juga sudah mulai dibuka, hotel, dan tempat-tempat resmi lainya. Satu lagi himbauan pemerintah tetap dengan protokol kesehatan yang baik dan benar. Ternyata bukan bahasa Indonesia yang harus baik dan benar, tetapi protokol kesehatan juga harus baik dan benar. Baik dalam penerapan dan benar dalam pelaksanaan.
Dalam penerapan new normal banyak hal yang di rasa lucu dan membingungkan. Apakah kurangnya sosialisasi kepada masyarakat atau Masyarakat sendiri yang kurang jeli mengikuti arahan pemerintah tentang keadaan baru yang harus dilaksanakan. Dalam pembelian tiket kereta api misalnya. Yang selama ini bisa di beli di stasiun kereta ternyata sudah tidak bisa lagi. Semua dilakukan serba on line, anehnya pembelian harus di tempat-tempat yang sudah ditentukan tempatnya. Mengapa bukan di warung-warung seperti counter-counter yang bebas menjual tiket? Tetapi malah di pusat perbelanjaan yang sekarang sudah menjamur sampai di pelosok-pelosok desa. Anehnya lagi dibeli dengan pembayaran serta tiket yang tidak semestinya menurut orang-orang awam. Walau hal itu sudah biasa bagi para konglomerat yang hendak bepergian. Bahkan ada yang tinggal klik di hp selesai lengkap dengan tiket dan tinggal cetak di stasiun kereta api dengan kode booking yang sudah tertera. Bagaiman dengan orang-kampung yang ingin bepergian mengunjungi anaknya ke luar kota ? Nah, disini masalahnya, orang awam atau orang gaptek (gagap teknologi) ketika harus membeli di pusat perbelanjaan yang sudah ditentukan tempat penjualan tiket resminya oleh pemerintah harus bingung dulu sebelum bertanya ke penjual. Masalahnya penjual bukan cuma tiket yang dijual tetapi semua kebutuhan rumah tangga dijual sampai pada pengisian ulang pulsa. ketika pembeli menerima secarik kertas setelah membayarnya dengan sejumlah uang pembelian tiket, masih minta tiket masuk yang katanya tidak sama yang dia cetak di stasiun kereta api itu hari. Dia pikir secarik kertas itu tidak bisa digunakan atau mungkin mereka takut si penjual tiket melakukan penipuan. Aneh memang, tapi itulah keadaan sekarang mau tidak mau, suka tidak suka harus diikuti dan dilaksanakan. Tidak perlu mencari celah kesalahan, ini juga demi keselamatan kita semua.
Semoga semua cepat berlalu dan keanehan serta kelucuan yang belum terbiasa akan menjadi biasa untuk Indonesia bisa
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Luar biasa. Salam sukses dan salam Literasi
Terimakasih
Salam kenal,
Ide tulisan yang sangat menarik Bunda .. semoga sukses selalu.
Amin, terimakasih bunda
On line kadang bikin darah tinggi kambuh bunda. Salam literasi bun . Sukses selalu bunda
Iya bener, darah tinggi, diabet dan kolesterol,,,, semoga harus terbiasa dan sampai kapan ? Apakah budaya on line juga akan berakhir hehehe