Malam dalam Cemas
Tengah malam lewat empatpuluhtigaan
Mataku menciut tetapi tidak mau terkatup
Nyaliku mulai mengkerut karena malam yang semakin kalut
Sepoi angin tak berkompromi mengajakku menari ala noni-noni
Pandanganku mulai kabur tak menentu
Mengkhayalkan janji yang tak ada di sini
Batinku sesak mengingat sosok yang tak berjati diri
Hatiku lunglai oleh keganasan rasa
Jiwaku terkapar karena dia yang selalu terpatri dalam hati
Rinduku mewabah menjangkiti sanubari
Kupikir lagi dan lagi
Jika angan ini terbiar apakah menjadi sesuatu yang membahagiakan
Atau mungkin menjadi sesuatu yang mengusik kebenaran
Aku rindu dia yang tak pernah ada
Dia yang fatamorgana dan dia yang selalu mengusik jiwa
Rindu pada sosok yang menakutkan
Jika rasa kutahan terlalu dalam akankah nantinya akan menjadi bom waktu yang menyakitkan
Atau hanya rindu yang tak berkesudahan
Padamu yang tak pernah tau
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Opini dalam sajian kalimat2 puitis yg apik dan indah. Mantap, Bunda... Semangat berkarya, salam silaturrahmi, sukses selalu...
Alhamdulillah, semoga bisa belajar lebih banyak ke teman2 termasuk sama mbak dwi. Amin