Dulu pulang kerja sampai rumah jam 5 masih kuat masak dan nyambi bebenah rumah. Ba'da maghrib langsung ngajar ngaji anak-anak tetangga sambil nemenin anak lanang kerjakan PR nya. Ba'da isya jam 8 an baru buka laptop berjibaku dengan segala urusan yang belum terselesaikan seharian. Paling cepat jam 11 malam baru terlelap sampai shubuh besok paginya.

Tapi itu dulu. 6 bulan lalu. Waktu itu lelah masih indah karena bisa berkumpul senda gurau dengan murid-murid lucu, teman dan keluarga. Saat itu pegal-pegal masih kuat disambi lembur membuat materi dan bahan ajar karena optimis esok hari bisa tampil prima jadi artis di depan kelas. Tak bisa dipungkiri, selama PJJ berbulan-bulan terakhir ini terasa sekali kehilangan momen-momen mood booster bersama mereka.

Kemarin seorang sahabat update status tumbang di ranjang akibat seharian aktivitas di kawasan zona merah. Ada juga kawan di Pemda yang curhat rekan kerja selantainya positiv covid tapi kantor tidak dikarantina. Paling shock saat tadi pagi terima kabar teman jualan online di facebook tiba-tiba positif covid dan berpulang. Padahal mereka semua masih muda dan kemungkinan tanpa komorbid pemberatnya.

Pantas saja tadi di salah satu stasiun TV swasta dokter senior dari FK Unair menyampaikan fakta bahwa penelitian di banyak negara menunjukkan corona virus mulai bermutasi menyerang dominan balita hingga anak usia di bawah 22 tahun tanpa gejala komorbiditas.

Nah, mau tak mau kitapun harus sadar diri. Jangan samakan stamina fisik selama ini dengan stamina di tengah pandemi. Seperti hari ini yang tiba-tiba terasa lelah hayati karena hujan sepanjang hari. Harus "Sadar Nggreges" (kondisi tubuh tidak fit) untuk tidur lebih awal. Sebelumnya jangan lupa mencari kehangatan di tengah guyuran hujan bersama segelas wedang jahe susu panas. Selamat istirahat sahabat. Semoga esok kita bangun pagi dengan penuh semangat!